Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gunung Parung, Puncak Tertinggi Ibu Kota Nusantara

5 Januari 2023   08:31 Diperbarui: 5 Januari 2023   08:43 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Parung (Foto: Frans Paginta)

Jika kita mendengan kata "Parung", maka sebagian besar dari kita akan teringat akan sebuah daerah di Kabupaten Bogor, yang relative tidak jauh dari Ibu Kota Jakarta. Tapi nama Parung yang kita bicarakan kali ini berada di Kalimantan Timur, dan tidak jauh dari pusat ibu kota juga, Ibu Kota Nusantara (IKN). Nama tersebut masih asing dan masih kurang dikenal yaitu nama sebuah gunung, lebih tepatnya bukit di wilayah sekitar pusat IKN. 

Menyebutnya sebagai sebuah gunung menjadi "lebay" karena ketinggiannya hanya sekitar 363 m dpl, jauh dibandingkan yang disebut dengan gunung di pulau lain seperti Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara. Sebagai perbandingan beberapa yang dilebeli gunung seperti gunung Semeru di Jawa ketinggiannya mencapai 3.676 mdpl, gunung Kerinci di Sumatera tingginya 3.805 mdpl, dan Gunung Rijani di Lombok ketinggiannya 3.726 m dpl. Ya... rata-rata perlu ditumpang susun sepuluh kali untuk bisa dikatakan sebagai sebuah gunung yang sebenarnya. Namun itulah kenyataan di Kalimantan, beda ketinggian sedikit saja sudah disebut gunung.

Gunung parung adalah puncak tertinggi areal di sekitar inti IKN. Dari atas puncaknya, kita akan bisa melihat bentang areal IKN, bahkan kita bisa melihat Teluk Balikpapan ke arah laut. Tentu sebagai patokannya adalah jembatan Pulau Balang yang menjulang dan mudah diidentifikasi keberadaanya. 

Gunung Parung terletak di sebelah timur laut pusat Ibu Kota Nusantara (IKN). Jika di dalam rencana pembangunan ibu kota negara, daerah gunung parung dan di sebelah utaranya akan dikembangkan sebagai zona pendidikan dan riset. Keberadaan Gunung Parung akan dipertahankan sebagai areal lindung sebagai tutupan hijau sebagai target capaian tutupan hijau berupa hutan sebanyak 65% dari areal IKN. 

Di lokasi tersebut direncanakan akan dihubungkan secara fungsional dengan areal berhutan yang ada di wilayah sebelah barat yang merupakan kawasan hutan produksi. Menghubungkannya melalui sebuah koridor satwa, sebagai jalur perlintasan dan pergerakan satwa dari Tahura Bukit Suharto dengan hutan di PT ITCI.

Gunung Parung merupakan bukit yang tergolong dalam ekosistemnya kars. Ekosistem tersebut merupakan ekosistem yang esensial dan unik yang urgen untuk dipertahankan dan dilindungi keberadaannya. Keberadaan ekosistem kars sangat penting dalam menjaga tata air yang ada di wilayah tersebut dan sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bersama dengan penetapan areal Ibu Kota, maka pemenuhan kebutuhan pokok bagi jutaan penduduk yang akan tinggal di ibu kota menjadi sangat penting, salah satunya adalah sumber air besih. Rusaknya ekosistem kars akan berpotensi berdapak pada ketersediaan dan daya simpan air tanah.

Ancaman saat ini yang terjadi adalah pengambilan batu di sekitar kaki Gunug Parung oleh masyarakat. Meskipun pengambilan batu tersebut telah terjadi bahkan jauh sebelum IKN dicanangkan oleh Presiden Jokowi di lokasi tersebut. Meskipun demikian areal di Gunung Parung sebenarnya adalah masuk dalam areal konsesi perusahan HTI/IUPHHK-HT (Hutan Tanaman Industri/Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman) PT. ITCI Hutani Manunggal sebagai areal lindung.

Saat ini telah terbentuk Badan Otorita IKN yang bertanggung jawab penuh dalam mengatur pembangunan IKN yang berkonsep Forest City.

Pemandangan Lokasi Pembangunan Ibu Kota Nusantara dari Puncak Gunung Parung (Foto: Frans Paginta)
Pemandangan Lokasi Pembangunan Ibu Kota Nusantara dari Puncak Gunung Parung (Foto: Frans Paginta)

Berfoto di Ketinggian 360 m dpl Puncak Gunung Parung  (Foto: Frans Paginta)
Berfoto di Ketinggian 360 m dpl Puncak Gunung Parung  (Foto: Frans Paginta)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun