Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bagaimana Orangutan Mengobati Dirinya Sendiri Saat Sakit?

24 Mei 2021   20:12 Diperbarui: 24 Mei 2021   20:37 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://balitek-ksda.or.id/

Pertanyaan di atas mungkin akan membuat beberapa dari kita mengerutkan kening dan menjadi terheran-heran. Bagaimana bisa? orangutan bisa mengobati, mengobati dirinya sendiri pula. Iya benar, bahkan bukan hanya orangutan saja yang bisa mengobati dirinya sendiri dikala merasa sakit. 

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa satwa liar seperti burung dan primate memiliki kemampuan alami seperti itu. Istilah yang sering digunakan adalah self medication.

Nah... bagaimana orangutan melakukannya?

Sebuah bukti ilmiah pertama tentang self medication pada orangutan dilaporkan oleh Helen Celia Morrogh-Bernard, peneliti dari University of Cambridge. Hasil kajiannya telah diterbitkan pada jurnal bereputasi International Journal of Primatologi tahun 2008. 

Selama lebih dari 5 ribu jam Morrogh-Bernard mengikuti dan mengamati perilaku orangutan di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Selama studi dia menjumpai tujuh kali orangutan megosokkan bagian daun Commelina sp. pada beberapa bagian tubuhnya. 

Perilaku tersebut diindikasikan sebagai upaya self medication. Jenis Commelina sp merupakan jenis tumbuhan herba yang umumnya tumbuh di atas tanah. 

Dalam mengaplikasikannya orangutan akan mengunyah daunnya terlebih dahulu selama 2-5 menit. Setelah kunyahan daun bercampur dengan air liur dan mengeluarkan busa baru dibalurkan ke beberapa bagian tubuhnya. 

Kemungkinan penggunaan baluran daun Commelina sp. oleh orangutan adalah sebagai antibakteri atau anti inflamasi. Hal tersebut didukung oleh perilaku yang menunjukkan bahwa orangutan membalurkan hanya terkonsentrasi di sekitar area otot dan persendian kaki mereka.

Meskipun belum dilakukan penelitian terkait biokimia daun tersebut, namun masyarakat lokal ternyata juga telah memanfaatkan daun Commelina sp. untuk pengobatan. 

Masyarakat lokal sering kali menumbuk daun dan memanggangnya di atas daun pisang kemudian mengoleskannya ke anggota badan mereka untuk mengobati nyeri otot atau tulang. Selain itu, masyarakat juga merebus tanaman dan air rebusannya digunakan mencuci bagian tubuh untuk mengobati kelumpuhan setelah stroke.

Tahun 2012 penulis penah mempresentasikan sebuah makalah tentang kandungan senyawa kimia pakan orangutan pada International Seminar Forest and Medicinal Plants for Better Human Welfare. 

Berdasarkan makalah tersebut 31 jenis tumbuhan yang sering dimakan orangutan mengandung senyawa fitokimia. Sebanyak 14 jenis diantaranya dilaporkan digunakan sebagai bahan baku untuk meramu obat-obat tradisional.

Ternyata bukan hanya orangutan yang melakukan pengobatan untuk diri sendiri. Kera besar lainnya seperti simpanse dan gorilla jauh lebih dulu diketahui oleh para ilmuwan melakukan self medication.

Ada sebuah makalah komunikasi pendek yang sangat menarik tentang self medication pada chimpanzee. Makalah yang diterbitkan dalam jurnal Primate edisi 48 tahun 2007 itu Andrew Fowler dari University College London dan beberapa koleganya telah memeriksi sebanyak 299 kotoran chimpanzee yang hidup liar di Gashaka Gumti National Park, Nigeria. 

Menariknya sebanyak 4% dari jumlah sampel kotoran tersebut ditemukan daun dari herba jenis Desmodium gangeticum dan 2% gumpalan rumput. Anehnya daun herba tersebut masih utuh dan nampak kalo tidak dikunyah saat dimakan. 

Demikian juga dengan gumpalan rumput yang yang ditemukan di dalam kotoran umumnya bertepi daun tajam. Simpanse menelan daun tanpa mengunyahnya adalah bukti bahwa mereka memakannya bukan untuk kebutuhan nutrisi, tapi untuk membersihkan pencernaannya dari endoparasit. 

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan ditemukan cacing parasite Oesophagostomum stephanostomum pada kotoran yang keluar bersama daun tersebut. Perilaku menelan daun itupun hanya dilakukan saat musim penghujan saat serangan endoparasit terjadi lebih tinggi.

Berdasarkan bukti-buti ilmiah tersebut menunjukkan bahwa Tuhan Maha Bijaksana. Tuhan memberikan naluri yang kuat pada hewan untuk menemukan sumber daya di disekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya, salah satunya untuk pengobatan saat sakit. 

Masyarakat tradisional di pedalaman yang kehidupannya selaras dengan alam masih memiliki kemampuan dan naluri yang kuat untuk menemukan sumber obat alami yang melimpah di alam.

Manusia modern telah dimanjakan dengan kemudahan dan segala sesuatu yang instan. Semakin jauh dari alam, kemampuan survive menurun, mudah sakit, dan selalu mengandalkan obat-obatan kimia. Jika sakit ya pergi ke dokter dan beli saja obat di apotik...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun