Dalam malam yang kian larut, lamunanmu memecah kalutÂ
Di antara detik jam yang kian memberat, kau lekas merapal harap
Angin dan daun kering yang jatuh menambah deretan bayang yang mengambang di sela-sela jari yang kian bias
Gelasmu setengah kosong tapi kepalamu penuh isi
Lokomotif pikiranmu sudah tiba untuk menggilas rel syaraf dan membuat bising telinga
Sampai pada saatnya keretamu berhenti sekadar menurunkan penumpang,Â
penumpang yg naik justru menambah daftar sesak perjalanan
Hingga akhirnya kau sampai di tujuan, penuh di kepalamu tak pernah berakhir
Karena yg kau turunkan hanya penumpang bukan melepas gerbongnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!