Mohon tunggu...
Trianto ibnuBadar
Trianto ibnuBadar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku; Seniman; Pengamat, Praktisi, Birokrasi, Pemerhati Pendidikan, Seni dan Budaya

Olahraga, penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuban Negeri Sang Penakluk

14 Juli 2022   14:38 Diperbarui: 15 Juli 2022   09:50 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar nama Tuban tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, tidak saja bagi penduduk yang ada di Pulau Jawa maupun Madura tetapi juga di luar kedua pulau tersebut bahkan luar negeripun. Nama Tuban adalah negeri sejarah yang telah dikenal sejak Pemerintahan Raja Airlangga dari Kahuripan. Bahkan keberadaannya jauh lebih dulu dari pada namanya.

Tuban sejak mula telah menjadi gerbang masuk pulau Jawa di sebelah Timur. Bandar pelabuhan Kambang Putih di semenanjung Tuban telah dijadikan Raja Kahuripan Airlangga untuk membuka diri dalam melakukan hubungan dan perdagangan luar negeri antar negara, sedangkan dalam melakukan perdagangan di dalam negeri Raja Airlangga memanfaatkan pelabuhan Ujunggaluh yang terletak di hilir sungai Brantas.

Pada masa kerajaan Singasari, Prabu Kertanegara sebagaimana Airlangga memanfaatkan pelabuhan Kambang Putih Tuban sebagai pusat perdagangan antar pulau maupun antar negara. 

Berbagai rempah-rempah didatangkan dari Maluku, Ternate, Tidore, dan negara-negara di seputaran Banjar. Sedangkan dari Jawa dikirim berbagai hasil bumi seperti padi, palawijaya, dan binatang ternak kambing, sapi, kuda dan kerbau. Sehingga lalu lintas perdagangan di Kambang Putih benar-benar tiada putus. 

Kertanegara juga memanfaatkan pelabuhan Kambang Putih untuk melakukan komunikasi dan kerjasama antar negara, bahkan armada Ekspedisi Pamalayupun memanfaatkan pelabuhan Kambang Putih. 

Berpuluh-puluh kapal perang Singasari ditempatkan di pelabuhan Kambang Putih. Keberadaan armada laut Singasari ini memiliki dua fungsi sekaligus; 

Pertama, sebagai armada Ekspedisi Pamalayu yang siap meluaskan wilayah Singasari dengan menjalin kerjasama antar negara, dan jika mungkin melakukan penaklukkan apabila kerjasama tidak disepakati. 

Kedua, penetrasi terhadap ancaman kerajaan Tartar di Mongol yang setiap saat siap membalaskan dendam terhadap Singasari. Hal ini dipahami akibat penghinaan Prabu Kertanegara terhadap Meng Qi utusan kerajaan Tartar agar Kertanegara mengakui kekuasaan Kaisar Kubilai Khan ditolak mentah-mentah oleh Kertanegara. 

Di pihak lain bukti penolakkan itu diwujudkan dengan cara menyakiti utusan Kaisar Kubilai Khan, merusak wajah utusan dan juga memotong telinga utusan. 

Hal ini tentunya membuat Kaisar Kublai Kahn sangat marah, dan menyimpan dendam untuk menghukum Prabu Kertanegara. Itulah sebabnya Prabu Kertanegaran bersiap diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terhadap apa yang akan dilakukan oleh Kaisar Kubilai Khan.

Ancaman Kubilai Khan benar-benar terbukti, berpuluh-puluh armada laut Kubilai Khan merapatkan diri di Pelabuhan Kambang Putih Tuban untuk menghukum Prabu Kertanegara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun