Mohon tunggu...
Triani Apriliansyah
Triani Apriliansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen di IPB University. Tertarik dengan isu kesehatan mental, pendidikan, kesetaraan gender, dan pencapaian tujuan berkelanjutan (SDGs) lainnya. Suka menyimpan laci dunia dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menapaki Jalan Digitalisasi dan Reboisasi Melalui Kampus Merdeka di SDN Ibu Dewi 7 Cianjur

24 Juli 2022   15:50 Diperbarui: 24 Juli 2022   16:24 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Kampus Mengajar di SDN Ibu Dewi 7 Cianjur/dokpri

Pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang lebih baik. Ia terus berubah, menyesuaikan kebutuhan siswa dan mengikuti arah gerak teknologi yang semakin pesat. 

Perkembangan dan perubahan yang yang terus terjadi di dunia pendidikan juga tentu membawa
berbagai dampak. Salah satu dampak positifnya, siswa dapat belajar dengan cara yang serupa saat mereka bermain, yaitu melalui media edukasi digital yang bervariasi. 

Dimulai dari video pembelajaran, PowerPoint yang penuh animasi, hingga kuis yang mulanya terasa menegangkan kini dapat dilakukan melalui platform seperti Kahoot dan Quizizz yang mengasyikkan. 

Pendidikan saat ini diwujudkan dengan cara-cara yang berkualitas dan tak melulu berorientasi pada kognitif, seperti yang ingin dicapai dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, “Pendidikan yang Berkualitas”.

Poin SDGs ke-4 ini juga tak hanya bermakna soal kualitas kurikulum dan model pembelajaran, tetapi juga implementasinya. Jika kita bicara mengenai pendidikan masa kini yang memiliki ragam cara dan media yang berbeda, yang menjadi pertanyaan adalah, semua itu untuk siapa? 

Pendidikan yang dinamis dan mengembangkan berbagai aspek dalam diri siswa yang disebutkan oleh SDGs ke-4 haruslah pendidikan yang bersifat inklusif dan merata. Ia tak hanya menjadi wadah untuk siswa dengan kriteria tertentu. Sebaliknya, ia sudah semestinya membuka banyak pintu kesempatan bagi semua orang untuk menjadi pembelajar sejati. 

Sayangnya, salah satu kendala dalam pendidikan di Indonesia adalah kemampuan adaptasi dan minat belajar, baik dari sisi siswa maupun guru. 

Hal ini didukung oleh hasil survei Kemenkominfo bersama Katadata yang menunjukkan bahwa dari skala 0 sampai 5, indeks literasi digital Indonesia berada di level 3,49 dengan kategori sedang. 

Walau begitu, kita tak boleh berpuas diri sebab indeks tersebut masih belum mampu mencapai tingkat baik. Lalu, data tersebut juga mencakup kalangan masyarakat umum. Lain halnya dengan khusus tenaga pendidik yang harus beradaptasi di dunia pendidikan yang serba-teknologi. 

Seperti ditegaskan oleh Sole dan Anggraeni (2018), perlu pengimbangan yang sama cepat dari pendidik dengan laju pertumbuhan IPTEK, dengan cara penyesuaian kebutuhan dan adanya inovasi pembelajaran. Belum lagi, keragaman model pembelajaran dan digitalisasi dalam pembelajaran ini juga berkaitan erat dengan minat belajar siswa dan motivasinya untuk berprestasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun