Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Silaturahmi Virtual? Jangan Lupakan 5 Hal Penting Ini agar Lebaran Tetap Berkesan

14 Mei 2021   21:07 Diperbarui: 14 Mei 2021   21:12 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Lebaran Trian Ferianto dari layanan kartu ucapan Narasi TV | Dok. Narasi TV dan tim

"Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa Ayat 1).

Lebaran memang identik dengan silaturahmi. Jika sebelum pandemi, mudik menjadi budaya utama yang dilakukan hampir semua muslim di Indonesia. Tujuan intinya cuma satu: bertemu handai taulan untuk menyambung silaturahmi. Operasionalisasinya bisa dengan beragam bentuk: bercengkrama bersama, bersalaman, berpelukan, saling memaafkan, makan bersama, bepergian bersama, saling memberi hadiah, dan tolong menolong.

Namun di masa pandemi seperti sekarang ini, mudik merupakan aktivitas yang tidak dianjurkan. Baik dari sisi science maupun ketentuan pemerintah. Sebab mudik menjadikan orang bergerak secara kolosal dari satu tempat ke tempat dan berpotensi kontak secara fisik, yang mana itu adalah hal yang seharusnya paling dihindari di tengah wabah COVID-19.

Alternatif yang banyak dipilih kemudian adalah menggantinya dengan silaturahmi secara virtual. Kita akan menghubungi saudara dan para relasi yang perlu kita jalin silaturahmi melalui layanan virtual semisal pesan digital, telepon, dan panggilan video. Kita menjalin komunikasi dan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa berjumpa secara fisik. Yang sering tak sengaja, kita mencukupkan diri hanya berkomunikasi dan saling memaafkan secara virtual saja. Lupa elemen lain yang biasanya menyertainya.

Maka, hal-hal yang perlu diingat untuk dilakukan juga selama melaksanakan silaturahmi virtual di kala pandemi adalah:

  1. Memberi hadiah

Hadiah tidak selalu dalam bentuk kado layaknya ulang tahun tapi bisa juga dalam bentuk pemberian sederhana. Saat kita melaksanakan silaturahmi lebaran secara langsung, kita sering memberikan makanan, memberi bingkisan kecil, atau sekadar mentraktir minum. Saat silaturahmi secara virtual, hal-hal tersebut sering alpa dilakukan. Maka, agar 'kesan' silaturahmi tetap terjaga sebagaimana sebelum pandemi, jangan lupa juga untuk mengirimkan atau mentraktir hadiah kecil kepada para handai taulan. Apalagi di era seperti sekarang, sudah banyak layanan antar yang bisa dipesan dari jarak jauh.

  1. Menolong

Silaturahmi virtual kita jangan selesai hanya dengan berbalas pesan, bertelepon, atau video call saja. Gali dan tanyakan apa kira-kira kesusahan para saudara kita, baik yang tampak kasat mata maupun yang tersirat. Sempatkan untuk membantu apa yang bisa kita usahakan. Bisa jadi saudara kita memerlukan penengah atas kondisi kebuntuan komunikasi dengan saudara yang lain. Jika demikian kita bisa mengusahakan menjadi jembatan penghubung.

Atau jikalau saudara kita sedang memerlukan barang tertentu yang dapat meringankan kehidupannya, kita dapat membelikannya secara online dan mengirimkan ke alamat yang bersangkutan.

  1. Bercengkerama

Jangan cukupkan diri untuk berkomunikasi sekali saja saat mengucapkan selamat Idulfitri dan permohonan maaf yang biasa kita lakukan. Hubungi kembali di jam lain dan ajak mereka bercengkrama membicarakan hal-hal ringan. Jika perlu, gunakan video call secara berkelompok dengan banyak anggota keluarga lain. Pastikan dulu bikin janjian agar semua yang terlibat dapat menyempatkan waktu dan bercengkrama dengan tenang.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari).

  1. Memberi angpao lebaran

Anggota keluarga besar kita yang masih kanak-kanak pasti merasakan kegembiraan jika mereka mendapatkan 'salam tempel' secara khusus. Ini bukan wujud mengajarkan mengemis, namun melanjutkan tradisi baik dari para anggota keluarga yang sudah memperoleh penghasilan kepada para keponakan yang masih kecil.

Mau tidak mau, inilah salah satu elemen yang pernah membuat kita bahagia saat masa kecil dahulu. Maka saat masa pandemi dan silaturahmi harus dilakukan secara virtual, elemen 'salam tempel' kepada keponakan ini juga hendaknya tidak ikut tereliminasi. Kita dapat 'menitipkan' kepada para orang tua mereka dengan cara mentransfer melalui dompet digital yang biasanya sudah jamak terhubung dengan nomor ponsel mereka. Jadi salam tempel buat para keponakan bisa langsung dieksekusi tanpa harus menanyakan nomor rekening orang tuanya.

"Mas/Mbak, sudah saya kirim ya angpaonya anak-anak sekadar untuk beli bakso. Jangan lupa disampaikan dari Om, Badru yang sekarang sedang merantau jauh." Begitu kira-kira pesan yang dapat kita sampaikan.

  1. Mengunjungi makam kakek nenek dan leluhur

Ini juga menjadi salah satu tradisi yang jamak dilakukan umat muslim kala mudik ke kampung halaman. Ia akan mengunjungi makam leluhur selepas salat ied atau saat lebaran di hari ke sekian.

Saat melakukan silaturahmi virtual, tentu hal ini tidak dapat dilakukan. Namun kita tetap bisa mengusahakan 'meninggalkan jejak' kunjungan kita ke makam leluhur. Untuk urusan doa bagi leluhur, dapat kita haturkan darimana saja dan akan sampai tidak salah alamat.

Nah, untuk tebar bunganya dapat kita titipkan secara khusus kepada saudara yang memang dekat secara geografis dengan makam sesepuh kita. Kita sampaikan telah ikut mendoakan dan titip untuk dibelikan bunga dan ditabur di atas makam leluhur. Tentu jangan lupa untuk 'mengirimkan dulu' dana untuk membeli bunga dan bensin ke lokasi makam.

***

Anda bisa memikirkan hal-hal lain yang biasa Anda lakukan saat lebaran. Kira-kira apa yang tetap bisa diusahakan untuk tetap terlaksana value utamanya di tengah keterbatasan yang hanya dapat dilakukan secara virtual. Upaya ini semata-mata menjaga nuansa lebaran agar tetap terasa istimewa dan berkesan layaknya silaturahmi lebaran sebelum adanya pandemi.

"Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik kepada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (H.R Bukhari No. 5983). (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun