Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mati Saat Lahir

10 September 2019   08:31 Diperbarui: 10 September 2019   08:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mati Saat Lahir | Ilustrasi Pribadi

Kemarin aku terlahir. Dia senang sekali sampai merekah senyum. Senyumnya manis saat aku menangis. Dikabarkannya kepada semua handai taulan. Kakek, nenek, paman, bibi, tetangga kanan kiri, dan semua sanak famili. Belum sempat ari-ariku dikubur. Seribu seratus tiga puluh satu menit kemudian aku mati. Aku tersenyum dia menangis. Galian tanah tadi dimanfaatkan untuk menguburku juga. Sekalian. Aku menghadap Tuhanku, berterima kasih telah membuatnya tersenyum selama seribu seratus tiga puluh satu menit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun