Mohon tunggu...
Tria Aulia
Tria Aulia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan

Silakan berkunjung ke blog pribadi saya di https://www.officialteak.site Mari belajar bersama dan saling berbagai ilmu:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konsep Etik, Nilai, Moral dan Kode Etik Keperawatan

28 Maret 2020   21:20 Diperbarui: 9 April 2021   12:22 20847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawat memiliki nilai, moral, konsep, dan kode etik keperawatan (Sumber : Hush Naidoo via unsplash.com)

Ada Prinsip utama yang harus ditampilkan oleh perawat dalam pelayanan keperawatan yaitu :

  • Respek ( Menghormati) 

Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati atau menghargai pasien/klien dan keluarganya. Perawat harus menghargai hakhak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar. 

Penerapan "Informed-consent" secara tidak langsung menyatakan suatu trilogy hak pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan menolak tritmen. Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan pemberian asuhan yang bermutu secara ramah dan penuh perhatian. 

Kepekaan perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang berarti mengetahui kapan menghormati pasien/klien untuk menolak tritmen dan kapan mengesampingkan hak tersebut. Selain menghargai pasien dan keluarganya, perawat juga harus menghargai rekan-rekan kerjanya seperti dokter, pekerja social, ahli gizi dan lain-lain. 

Oleh karena perawat seharusnya ikut terlibat dalam memecahkan masalah yang menyangkut kesehatan dan kebutuhan pasien, dengan demikian terdapat konsensus diantara anggota tim menangani informasi yang akan disampaikan kepada pasien dan keluarganya secara realistis dan jujur. 

Karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai kontak paling lama dengan pasien maka perawat dituntut untuk menjawab semua pertanyaan pasien baik secara eksplisit, ataupun implicit dengan cara yang relevan, tepat, simpatik dan mudah dimengerti.

  • Otonomi (Keputusan Sendiri)

Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada. 

Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk memilih bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan pertimbangannya merupakan hal yang terbaik. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.

  • Beneficience (Kemurahan Hati)

Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang. 

Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang yang secara mental tidak kompeten dan pasien koma. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada "apa yang disebut baik dan tidak baik". 

Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil, apakah lebih baik, menopang dan memperpanjang hidup, dalam menghadapi ketidakmampuan atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan mengakhiri penderitannya. Tentu saja memerlukan pertimbangan yang sangat hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun