Mohon tunggu...
Tri Hatmoko
Tri Hatmoko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang kampung dari lembah Sembuyan, Penikmat music kroncong, campur sari dan pop jawa.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Abraham Samad Dibela Pengacara Kondang?

10 April 2013   11:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:25 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu, di salah satu stasiun televisi dalam acara debat  yang mengangkat topik soal bocornya sprindik AU,  menghadirkan peserta debat yang cukup menarik.  Di sebelah kanan host, ada komisioner KPK yang sudah purna tugas dan aktivis anti Korupsi. Sementara di sebelah kiri host, ada anggota DPR dan seorang pengacara kondang.

Seketika menarik perhatian saya.  Dalam hati bertanya, mengapa anggota DPR yang merupakan wakil rakyat di dewan berada dalam satu kubu dengan seorang pengacara kondang yang katanya tarifnya luar biasa mahal. Bukankan pengacara ini juga aktif membela pihak - pihak yang sedang didakwa melanggar hukum? Apakah anggota DPR ini sedang bermasalah dengan hukum sehingga perlu pengacara? Mengapa anggota DPR yang terhormat ini justru berada diseberang aktivis anti korupsi? Apakah aktivis anti korupsi ini bebeda pandangan dengan dengan rakyat, yang telah memilihnya? Berbagai pertanyaan nakal muncul dari sekedar melihat pengelompokan peserta debat saja.

Acarapun dimulai. Sebagai angota Dewan yang terhormat, seingat saya angota DPR ini pertama - tama yang diberi kesempatan oleh pembawa acara untuk menyampaikan pandangannya soal bocornya sprindik.  Diuraikan panjang lebar tentang gagasanya, dan jika disimpulkan bocornya sprindik itu tidak melanggar etika dan Abraham Samad tidak perlu diberi sanksi.  Sang aktivis anti korupsi pun mendapat kesempatan menanggapi. 'titis, tatas lan terwaca', urainnya menyangkal argumen dari anggota Dewan. Intinya  apa yang dilakukan oleh komisi etik telah tepat. Draf itu sesuatu yang harus dirahasiakan, demi menjaga calon tersangka agar tidak melarikan diri. Tiba giliran sang pengacara kondang, ternyata beliau yang katanya barusan mendapatkan gelar Doktor itu, ternyata pendapatnya sama dengan bapak anggota dewan yang terhormat.  Dia menguraikan panjang lebar, bagaimana pengalamannya selama tiga puluh tahun beracara, yang intinya itu bukanlah pelanggaran etik.  Saya tidak tahu bagaiman kelanjutan debatnya, sebab harus melanjutkan 'mainan' MT4.  N

Bagaimana akhir debatnya tidaklah menarik untuk saya, sebab keputusan komite etik telah diumumkan  dan sanksi sudah dijatuhkan. Yang justru menarik adalah mengapa pengacara kondang itu justru 'membela' ketua KPK dan menyalahkan keputusan komite etik? Ini fenomena yang ganjil. Selama ini rasanya dalam debat - debat terbuka, seingat saya belum ada yang seperti ini.

Sementara kita tahu, paling tidak melalu media, bagaimana reaksi ketua KPK Abraham Samad dalam menerima putusan komite etik ini. Dari beberapa statmennya terlihat beliau tidak bisa menerima keputusan ini dengan legowo.  Dalam posisi ini, sepertinya sikap Abraham Samad sejalan dengan pandangan pengacara kondang itu. Sekali lagi ini fenomena baru bagi KPK.  Apakah artinya ini? Waktu yang akan menjawabnya!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun