Mohon tunggu...
Tresna Amanah
Tresna Amanah Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger Dari Sei-Kapitan, Kumai

Seorang karyawan swasta dan juga seorang blogger part time yang bercita cita ingin menjadi full time blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu, Jasamu Sungguh Tiada Tara

22 November 2020   03:18 Diperbarui: 22 November 2020   04:19 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibu, dikala anakmu ini belum bisa melihat dunia, Engkau dengan sabar menceritakan banyak hal kepadaku. Dan kau ajarkan aku hangatnya sentuhan sang mentari pagi. Serta tak pernah lupa mendengarkan nada yang menyentuh hatiku.

Saat anakmu ini tak bisa berkata kata, kau tuntun aku mengucapkan papa, mama, kakek dan nenek. Hingga akhirnya akupun bisa belajar sedikit demi sedikit mengucapkannya.

Saat anakmu ini hanya bisa menangis dan menagis. kau mengajarkan aku arti kasih sayang tanpa pamrih, dan memperlakukanku bak pangeran di kerajaan mandala. Akupun mulai bisa tertawa, bermain dan merasakan hangatnya belaian tanganmu ibu.

Sungguh Ibu sekolah pertamaku.

Hingga aku mulai beranjak balita. engkau mulai mengajarkanku memilih makanan yang bergizi, memilih pakaian yang terbaik dan mengajakku berinteraksi dengan hewan hewan yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Ibu juga mulai mengajarkanku bernyanyi, berjoget serta bermain dengan mobil mobilan dan boneka.

Sampai aku menjadi anak anak yang nakal. Kau dengan lembut mengajarkan tatakrama, serta menanamkan nilai nilai moral dan norma agama , sebagai bekalku kelak ketika dewasa. Sungguh Jasamu tiada tara, duhai ibuku tercinta.

Hingga aku beranjak remaja. kau tetap membimbing aku, dalam bersikap dan bergaul dengan teman, guru, dan juga sanak saudara. Sehingga aku menjadi anak yang benar benar mengerti, tentang bersosialisai terhadap sesama manusia dan lingkungan.

Kini anakmu telah dewasa. Namun bagiku Ibu tetap guru dan sekolah pertamaku. Karena tanpa dedikasi dan didikanmu, anakmu ini tidak mungkin menjadi orang yang seperti sekarang. 

Walaupun mungkin anakmu ini tidak bisa mengingat apa yang telah engkau lakukan ketika aku kecil dahulu. Namun pendidikanmu itu, tergambar di dalam sikap dan mental diriku yang sekarang, sehingga aku bisa terus belajar dan mengasah diri dan menjadi pribadi yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

Berkat pendidikan darimu juga, kini anakmu bisa mengajarkan hal yang sama kepada cucu- cucumu. Sehingga bisa mencetak generasi yang bisa membanggakan keluarga dari generasi ke generasi secara turun-temurun.

Tak terbayangkan jika tidak ada Ibu yang menjadi sekolah pertamaku. Tentu hidupku akan akan menjadi berantakan, tak mengenal tatakrama, tak tau yang mana yang benar dan yang salah dan yang pasti aku akan berjalan tanpa arah dan tujuan hidup.

Terima Kasih Ibu,  atas segala kesabaran dan kasih sayang dalam mendidikku. Jasamu takkan pernah bisa terbalas oleh apapun didunia ini. Dan Patutlah jika "Tuhan mengatakan surga ada ditelapak kakimu". karena apa yang kau ajarkan kepada anakmu ini penuh dengan ketulusan dan keikhlasan agar anakmu ini menjadi manusia seutuhnya.

Tulisan singkat ini, sebenarnya tidak mungkin bisa menggambarkan seluruh peran ibu kita terhadap diri kita. Karena proses yang mereka lalui, tentulah tidak semudah merangkai kata kata tulisan ini. Namun, semoga tulisan ini mengingatkan kita agar jangan sampai lupa diri. Bahwa siapapun kita sekarang ini. baik itu guru, pejabat atau bahkan seorang presiden. Jangan pernah lupa, itu semua adalah berkat jasa ibu sebagai guru dan sekolah pertamamu.

Tanpa tuntunan dan doa doa ibu, entah menjadi apa kita sekarang?. Mungkin seperti yang terjadi pada anak-anak jalanan yang tak pernah mendapatkan pengajaran dari ibu mereka. Sungguh amat memprihatinkan bukan !.

Untuk itu, ingatlah selalu jasa jasa ibu kita, dan berikanlah kasih sayang seperti yang merka berikan kepada kita sewaktu kecil dahulu.

Salam.

Tresna Amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun