Â
Judul artikel di atas berangkat dari quote Emha Ainun Nadjib yang saya temukan ketika berselancar melalui google, sungguh dunia sekarang memang seperti yang dituliskan oleh quote tersebut. Dimana ketika ada seseorang yang layaknya Robin Hood mencuri sesuatu yang bukan merupakan haknya, lalu dengan hasil curian itu dia bagikan kepada orangtua, saudara, handai tolan dengan penuh kebanggaan. Dan yang lebih parah lagi, seolah-olah apa yang sudah dilakukannya adalah contoh terbaik yang harus diikuti.Â
Apakah memang dunia ini berjalan seperti itu ?? Membenarkan yang biasa, bukan membiasakan yang benar. Hanya karena sudah biasa misalnya melakukan 'mark up' maka hal tersebut menjadi benar. Ketika ada yang mengingatkan bahwa hal yang dilakukan itu adalah salah, justru yang mengingatkanlah lantas  menjadi terdakwa. Apakah kebenaran memang sudah bisa dibeli oleh uang ? Apakah ukuran seseorang itu berharga ketika dia hanya memiliki harta saja ?? Lalu dimana letaknya akal budi yang selama ini merupakan pelajaran berharga yang merupakan ciri dari bermartabatnya seorang individu.Â
Di dunia ini apakah tidak cukup banyak contoh yang seharusnya dijadikan pembelajaran oleh kaum yang berpikir. Dimana Fir'aun dan Qorun tenggelam dan karam karena kesombongan akibat harta yang diperoleh melalui jalan yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dituliskan dalam kitab suci. Hingga dimana kerakusan seorang manusia dianggap sebagai sebuah prestasi yang harus di sanjung-sanjung serta dihormati, sementara apa yang dilakukannya merupakan sebuah kerugian untuk orang lain.
Bersujud kepada pencuri, ternyata memang sudah merupakan kegiatan yang tidak lagi dianggap tabu. Justru bersujud kepada pencuri merupakan hal yang harus dilakukan dengan harapan sang pencuri sudi memberi sedikit harta curiannya untuk melanjutkan hidup yang hanya sekedar hidup.Â
Semoga kita semua bukanlah termasuk orang yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan semu dengan mengorbankan orang-orang yang ada disekitar kita...
Cimahi, 20 Maret 2021