Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembawa Pesan Susanoo

28 Februari 2019   01:53 Diperbarui: 28 Februari 2019   02:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Masyarakat Jepang banyak yang menganut agama Buddha yang lebih dikenal dengan sebutan Shinto. Layaknya penganut Buddha, mereka punya sesembahan yakni para dewa. Di Jepang tentunya Dewa Matahari atau Amaterasu yang berkedudukan paling tinggi. Menurut mitologi Jepang, ada satu dewa yang terlahir dari penyucian diri Izanagi  saat membersihkan hidung ( buang ingus) yaitu Susanoo atau  penguasa samudera.  Dewa ini semula hidup bersama dengan dua saudaranya, Amaterasu dan Tsukuyomi atau penguasa malam (dewa bulan). 

Suatu ketika, Susanoo ingin berkunjung ke  tempat tinggal Izanami di Yomi yang menimbulkan kerusakan langit dan bumi. Ketika mendekati Takamanohara yang dikuasai oleh Ameterasu, dewa matahari kuatir bahwa tempatnya berkuasa akan direbut Susanoo. Ia melancarkan serangan-serangan dengan busur dan anak panah. 

Karena kesaktiannya, setiap anak panah yang mengenai tubuh Susanoo berubah jadi dewa. Dengan berat hati, Ameterasu mengijinkan Susanoo tinggal di Takamanohara. Di sini pun Susanoo sering membuat onar dan singkat cerita ia dibuang ke dasar laut. Mulai saat itu Susanoo jadi penguasa samudera raya.

Baru-baru ini, Kompas  mengabarkan bahwa di lepas pantai Uozu, Prefektur Toyama, jaring  nelayan Jepang mendapatkan seekor ikan aneh bernama oarfish atau ular raksasa dasar laut. Kemunculan ikan ini dipercaya sebagai "pembawa pesan Susanoo" sebagai tanda akan datangnya gempa dan tsunami. Jepang memang merupakan wilayah potensial bencana alam itu. Demikian pula dengan Peru. Karenanya, negara di Amerika Selatan itu telah menyatakan "siaga" agar kejadian yang pernah dialami beberapa tahun sebelumnya dapat diantisipasi. 

Kesiap-siagaan bencana gempa dan tsunami di Jepang memang relatif tinggi. Namun, kemunculan ikan aneh tadi dibantah oleh para ilmuwan Jepang sebagai sinyal awal datangnya gempa dan tsunami. Kejadian itu dipandang sebagai dampak fenomena pemanasan global semata. 

Sampai saat ini, Jepang boleh disebut sebagai negara terdepan dalam pengembangan teknologi kegempaan maupun sistem peringatan dini tsunami. Kemunculan oarfish yang mampu mencapai panjang empat meter dan hidup di kedalaman 200 sampai dengan 1.000 meter itu mengejutkan nelayan. 

Tidak banyak biota laut yang dapat hidup di kedalaman itu bertahan hidup ketika mencapai permukaan. Sehingga munculnya beberapa oarfish dalam setahun terakhir membuat resah para netizen. Trauma tsunami 2010 yang menimbulkan korban jiwa lebih dari 19.000 orang karena fenomena langka itu wajar disikapi kewaspadaan akan datangnya bencana alam besar. 

Sebagai negara maju, Jepang itu unik. Tradisi masyarakat, termasuk mitologinya, tetap hidup tanpa terganggu arus modernisasi yang mengalir deras. Penganut Shinto dan Buddha mungkin saja terus berkurang. Tapi, beragam legenda stetap hidup. 

Satu diantaranya adalah keberadaan dewa samudera masih dipercaya dapat membawa bencana.  oarfish adalah semacam pesan misterius dari dalam samudera raya. Bahwa Susanoo akan "marah" lagi. Soal percaya atau tidak, silakan dipilih yang cocok dengan segala konsekuensinya. Oarfish mungkin saja akan menginspirasi hadirnya produk teknologi penginderaan bawah laut. Fenomena yang mungkin berubah menjadi fenomenal. Message from the oarfish. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun