Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Quo Vadis Keolahragaan Indonesia, Harapan kepada Menpora Baru

24 Oktober 2019   10:05 Diperbarui: 26 November 2019   18:55 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com/RAKHMAT NUR HAKIM

Bahwa untuk pemajuan keolahragaan Indonesia, perlu dilakukan revisi terhadap Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional beserta peraturan pelaksanaannya.

Ada tujuh hal yang menjadi alasan yang mendasarinya. Dua diantaranya saya beri warna merah sebagai fokus perhatian. Pemerintah perlu memahami Sport Law/ les sportiva dalam merevisi undang-undang tersebut. Agar kewenangan negara tidak melampaui kedaulatan komunitas olahraga. 

Di lapangan, komunitas olahraga diwakili oleh KONI dan KOI untuk cabang-cabang prestasi. Ada komunitas lain yang juga perlu diintroduksi kepentingannya yaitu komunitas olahraga pendidikan dan rekreasi. 

Pada cabang prestasi, kedua lembaga itu juga sangat perlu dibenahi dengan regulasi yang jelas dan tegas.

Jangan sampai ada tumpang tindih kewenangan seperti yang muncul dalam Kongres KOI 2019 di cabang olahraga tenis meja yang ada friksi sampai menjadi tiga induk.

Juga pada cabang Kempo di mana seorang Plt Sekretaris dapat memberi rekomendasi masuknya kepengurusan induk cabang olahraga beladiri tersebut. 

Dengan pengalaman lain sebagai pengusaha yang cukup sukses, semua tantangan yang telah dipaparkan di atas saya yakin akan menjadi energi positif dalam menjalankan amanahnya selaku Menpora saat ini. 

Pembenahan induk cabang olahraga sepakbola yang menjadi salah satu cabang favorit masyarakat Indonesia perlu langkah tegas dan bijak. PR mengawal Kongres PSSI hendaknya bukan sekadar pada pemilihan pengurus baru yang nuansa panasnya makin terasa.

Ketegasan diperlukan untuk memastikan bahwa ajang itu bukan "sekadar berebut jabatan", tapi kehormatan olahraga. Hanya orang-orang terhormat secara mental yang pantas mengelola PSSI dan cabang-cabang olahraga lainnya.

Menpora tak perlu ragu untuk senantiasa menggelorakan core value olahraga: Mens Sana Incopore Sano (di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat). 

Dengan berpegang teguh pada jiwa yang sehat, harapan menggapai prestasi emas akan ditorehkan dengan tinta emas pula. Menpora Zainudin Amali memang tidak berkumis dan beroman muka muda seperti beberapa Menpora sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun