Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Quo Vadis Keolahragaan Indonesia, Harapan kepada Menpora Baru

24 Oktober 2019   10:05 Diperbarui: 26 November 2019   18:55 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com/RAKHMAT NUR HAKIM

Satu cabang di beberapa titik pengembangan dan seterusnya. Dengan berpedoman pada manajemen keolahragaan, proses pembinaan prestasi akan berlangsung sistematis dan berkelanjutan.

Tantangan dan Harapan bagi Menpora 

Belajar dari kegagalan Satlak Prima melakukan pembinaan prestasi olahraga secara sistematis, ada tulisan yang sangat inspiratif dari Kompasianer Zaini K. Saragih berjudul Satlak Prima Dibubarkan, Olahraga Indonesia Mau Kemana ? 

Memberi gambaran singkat tentang masalah klasikal pembinaan olahraga yang cenderung berujung kisruh (dan memalukan - pen). Sekaligus solusi jangka pendek dalam konteks persiapan menghadapi ajang Asian Games 2018.

Masalah utama olahraga Indonesia adalah ketiadaan Renstra (Rencana Stategik) dalam pembinaan prestasi secara memadai dan berkelanjutan. 

Para pembina, pemangku kepentingan dan khususnya pengambil kebijakan keolahragaan cenderung terburu-buru ingin mendapatkan hasil terbaik dalam waktu singkat. Berorientasi pada hasil, ketimbang proses.

Sementara itu, pembinaan olahraga prestasi ibarat memasak menu khas yang harus berproses dalam tahapan tertentu untuk mendapatkan nilai kecukupan gizi dan penyajian yang mengundang selera. 

Hal yang terpenting adalah hasilnya menyehatkan jasmani serta rohani. Bukan seperti memasak mi instan yang berisiko obesitas dan lainnya.

Tantangan pertama dan utama Menpora baru dalam Kabinet Jokowi Jilid II yang berorientasi pada hasil adalah keyakinan diri yang bersangkutan. Tentu berbekal pengetahuan dan pengalaman pribadinya yang cukup memadai sebagai politisi maupun pengusaha. 

Sebagai politisi yang berpengalaman selama empat periode tentu beliau cukup mahfum menyikapi potensi konflik yang senantiasa membayangi pengelolaan induk cabang-cabang olahraga prestasi. Terutama cabang sepakbola yang secara khusus "dititipkan" Presiden Jokowi kepadanya. 

Masalah lain yang masih berkaitan dengan politik, adalah saran Staf Biro Hukum Kemenpora Yusuf Suparman saat mempertahankan desertasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun