Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjajal Kereta Joglosemarkerto-PP untuk Kunjungan Singkat

19 Oktober 2019   19:22 Diperbarui: 19 Oktober 2019   19:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KA Joglosemarkerto tengah menunggu waktu pemberangkatan dari Stasiun Solo Balapan. Dokpri.

Perjalanan Pergi (berangkat)

Setelah memendam rasa penasaran hampir setahun, akhirnya saya berkesempatan nyoba KA Joglosemarkerto yang berangkat dari stasiun Kebumen jam 12.19 WIB untuk mengikuti kegiatan keolahragaan di Kota Solo pada malam hari pada Jumat, 18 Oktober 2019 kemarin bersama dua rekan dari Perkemi Kabupaten Kebumen yang akan mengikuti gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat di Gedung Student Center Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). 

Meski harus mengorbankan keutamaan kewajiban bagi muslim lelaki, kereta berangkat sesuai jadwal yang tertera di lembar tiket. Begitu masuk ke gerbong ekonomi, hati ini mulai berbunga. 

Dengan komposisi kursi 2 - 2 , bayangan kenyamanan dalam perjalanan jarak yang tak terlalu panjang tapi lebih dari jarak pendek, kereta mulai berangkat dari stasiun yang tengah berbenah. 

Sampai di Stasiun Prembun, kereta menaik-turunkan penumpang sebelum memasuki stasiun besar Kutoarjo. Tak perlu waktu lama untuk berhenti di stasiun kecil itu. Hanya sekitar satu setengah sampai dua menit. 

Boleh dikata, pemilihan moda kereta api karena alasan 3 M (murah, meriah dan mudah). Dengan harga tiket 60 ribu rupiah, saya dan temans bisa menjangkau titik tuju dalam waktu relatif singkat. 

Sekira 2 jam 40 menit, rentang waktu yang sulit disamai oleh moda transportasi darat lain. 

Baik bus AKAP maupun kendaraan pribadi karena jalan raya Wangon - Purworejo sedang dilakukan pengecoran yang sangat memakan waktu dengan anteran panjang dan lama pada sebagian besar putaran waktu. Bisa dibayangkan berapa banyak ongkos tambahan yang harus dikeluarkan jika ada tiga titik kemacetan saja.

Tiket pergi. Dokpri
Tiket pergi. Dokpri
Meriah, naik kereta saat ini nampaknya kian jadi trend gaya hidup semua kalangan karena keberadaan ponsel pintar dan kemudahan akses internet. 

Dari percakapan para penumpang di ruang tunggu stasiun, kita dengan meudah menangkap pesan itu. Dan M yang terakhir yaitu mudah, karena kita punya banyak pilihan mendapatkan tiketnya. 

Dengan membeli di loket stasiun, via KAI Acces atau pemesanan tiket online lainnya. Kemudahan lainnya, terutama yang memesan tiket secara online, kita cukup menunjukkan barcode yang ada di HP android setelah kewajiban transaksional dipenuhi. Semua serba praktis.

Pada proses perjalan berangkat ke titik tuju, sayang sekali terjadi satu hal yang jika diperhatikan saksama cukup mengganggu. Yaitu suara tidak nyaman semacam bunyi roda atau bagian rangka gerbong yang tidak cukup kuat menahan beban maupun laju kereta.

Saat melewati jalan agak menanjak di tengah jarak perjalanan dari stasiun Wojo (Purworejo) ke arah Wates. Bunyi serupa terulang pasca kereta api lepas dari Jembatan Kali Progo. 

Secara umum, perjalanan lancar dan aman. Apalagi di setiap menjelang stasiun pemberhentian, ada pemberitahuan kepada penumpang yang hendak turun untuk bersiap diri. 

Bagian shelter baru di Stasiun Wojo. Dokpri
Bagian shelter baru di Stasiun Wojo. Dokpri
Tepat pukul 14.50WIB, kereta Joglosemarkerto masuk stasiun Balapan Solo, kami turun dengan arah yang berbeda karena beda gerbong. 

Dua teman ada di gerbong 4, saya dapat kursi di gerbong 5. Sempat ada nada gelisah dari pesan singkat dari HP teman, dan saya putuskan segera melintas dan menuju titik temu di sisi kanan (Selatan dari arah datangnya kereta). 

Setelah beristirahat sejenak dan melaksanakan kewajiban manusiawi, kami lanjutkan perjalanan dengan moda daring untuk mencapai titik tuju. Sepanjang perjalanan menuju area kampus UNS Solo relatif lancar. Hanya perlu waktu sekitar 15 menit-an.

Acara yang kami tuju. Dokpri
Acara yang kami tuju. Dokpri
Kedatangan kami sebenarnya berempat. Satu teman lain berangkat dari Jakarta menggunakan moda kereta dan diperkirakan sampai tengah malam. 

Setelah melakukan registrasi bagi teman yang akan mengikuti Gashuku Provinsi Perkemi Jawa Tengah 2019, saya masih punya waktu beberapa jam sebelum melaksanakan mandat sebagai peserta Rapat Persaudaraan Provinsi Perkemi Jawa Tengah 2019 di gedung Fakultas Teknik UNS.

Esok hari Sabtu akan menyelenggarakan acara wisuda. Kesempatan sore yang sangat cerah itu, saya pakai untuk melihat kegiatan latihan atletik di stadion atau lapangan dekat Student Center UNS.

Satu atlet tengah berlatih lempar lembing. Dokpri.
Satu atlet tengah berlatih lempar lembing. Dokpri.
Beberapa atlet divable tengah melakukan latihan di antara yang normal. Dokpri
Beberapa atlet divable tengah melakukan latihan di antara yang normal. Dokpri
Menyalurkan hobi fotografi amatiran yang tak banyak berkembang dengan kamera saku 13Mpx, saya coba membidik beberapa momen sore itu sambil menikmati kopi kental pahit yang sengaja saya bawa sebagai bekal sore dan malam hari itu. 

Langkah antisipatif orang baru (setelah vakum dari kegiatan Perkemi selama lebih dari tiga dasawarsa) dan adaptasi di lingkungan baru (gegara nyandu kopi ?). 

Kurang lebih seperti itu alasan membawa bekal dari rumah. Sedikit menambah beban bawaan tapi cukup melegakan hati. He..he...

Menjelang pelaksanaan tugas organisasi, sebagian peserta luar kota Solo yang tidak membawa kendaraan masih berkumpul di tangga gedung (aula) Sudent Center. Suasana santai dan sangat cair. 

Beberapa diantaranya yang saya kenal berasal dari Pengurus Kabupaten Perkemi Wonosobo dan Temanggung. Selebihnya ada utusan dari Pengurus Kabupaten/Kota semisal Tegal dan Banyumas. 

Atas inisiatif satu anggota Panitia lokal, kami dibawa ke tempat acara Rapat Persaudaraan Provinsi (Raperprov) Perkemi Jawa Tengah di gedung Fakultas Teknik UNS. Secara senioritas, saya memang lebih dulu jadi Kenshi (Pelaku Shorinji Kempo). 

Tetapi, para junior adalah aktivis organisasi Perkemi yang dengan beragam nuansanya berusaha menjaga semangat persaudaraan Kempo dari para pendiri Perkemi ( Sensei Utin Syahraz almarhum, Sensei Indra Kartasasmita dan Sensei Ginandjar Kartasasmita) serta  WSKO (Word Shorinji Kempo Organization) yang berpusat di Todatsu Perfectur Kagawa Jepang.

Ketua Pengprov dan Dewan Penyantun Perkemi Jateng tengah berbincang tentang rencana kegiatan Perkemi Jateng setahun ke depan dalam Raperprov 2019. Dokpri
Ketua Pengprov dan Dewan Penyantun Perkemi Jateng tengah berbincang tentang rencana kegiatan Perkemi Jateng setahun ke depan dalam Raperprov 2019. Dokpri
Secara umum, pelaksanaan Raperprov Perkemi Jawa Tengah 2019 berlangsur sangat lancar. Ada dinamika yang menandai "hidup"-nya suatu organisasi. 

Namun semangat persaudaraan yang terpelihara dengan segenap kesadaran mampu menjembatani perbedaan. Dan Perkemi, dengan segenap kelebihan maupun kekurangannya tetap berusaha menjadi bagian dalam membangun karakter Bangsa Indonesia.

 Hal yang tidak mudah dilakukan di era sekarang yang cenderung individualistik dan pragmatis. 

(bersambung Perjalanan Pulang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun