Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Anak Jakom | Putri Timur dan Gajah Putih (Bagian Terakhir)

21 Januari 2019   06:57 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : timeimg.pw

Pagi itu semua warga kerajaan telah berjalan rapi di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh rombongan kerajaan. Kotaraja dipenuhi hiasan warna warni. 

Ada kupu-kupu walet yang dibuat dalam beragam ukuran dan menghias di pucuk bambu seperti layang-layang sendaren yang menghadirkan bebunyian khas. Binatang bersanyap indah itu adalah kesukaan Sang Putri selain gajah putih. 

Hari ini sang Putri dinobatkan sebagai Ratu Timur. Ia telah dewasa dan kecantikannya terkenal di seantero jagad raya. Banyak pangeran dari negeri seberang ingin melamar dan menjadi permaisurinya. 

Semua punggawa serta Mahapatih telah memberi saran dan nasihat agar Sang Putri Ratu Timur menjatuhkan pilihan kepada salah satu pelamarnya. 

"Paman Mahapatih yang bijaksana dan semua punggawa kerajaan. Saya berterima kasih atas nasihat dan perhatiannya. Saya menerima semua itu dengan lapang dada dan hati bersih. Tapi, ketahuilah, mereka hanya pamer kuasa dan kekayaan. Saya ingin seperti mendiang ayah dan bunda menjadi penerang jalan dan bersikap adil bagi semua. Bukan hanya kepada manusia. Tapi juga alam sekitarnya", kata Sang Putri. 

Mahapatih yang menjabat sejak ayahnya masih memangku kerajaan cukup paham dengan watak keras dan kecerdasan junjungannya. 

" Baiklah jika itu yang menjadi titah Ratu. Mungkin ada hal lain yang perlu Ratu titahkan untuk kami dan seluruh warga kerajaan Timur", menunggu perintah selanjutnya. 

****


Beberapa pekan setelah penobatan Sang Putri jadi Ratu Timur, terjadi pembakaran sebuah desa di pinggir hutan. Menurut cerita orang-orang yang selamat, gerombolan pengacau itu datang dari seberang hutan. Hal itu diketahui dari cara berpakaian dan dialek yang digunakan. 

Di seberang hutan memang dikenal sebagai suku bar-bar yang ketuanya pemuda ganteng bernama Sapona. Ia terkenal kejam dan suka menjadikan para perempuan muda daerah taklukan sebagai pemuas nafsu bejat para pengikutnya. Jika ada yang disukai Sapona, perempuan malang itu sedikit beruntung karena dijadikan selir meski telah ada lebih dari jumlah tenda yang disediakan untuknya, 13 buah. 

Para selir diperlakukan lebih manusiawi. Tapi ia hanya mau memelihara 13 orang selir saja.  Jika lebih dari jumlah itu, Sapona akan memberikan kelebihan itu kepada pada pengawal setianya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun