Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Akankah Pandemi Covid-19 Segera Berakhir?

30 Januari 2021   16:10 Diperbarui: 30 Januari 2021   16:19 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tulisan ini sebagai renungan, dan mudah-mudahan menjadi ikhtiar kita untuk ikut berpartisipasi dalam menumbuhkan kesadaran bersama guna menghentikan penyebaran virus covid-19.

Covid-19 hingga saat ini belum ada indikasi akan segera mereda, meskipun hampir semua umat manusia dibelahan dunia manapun menghendaki agar pandemi ini segera berakhir. Berdasarkan laporan yang dimuat di https://jogja.tribunnews.com/, jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia mencapai angka 1.051.795 per tanggal 29 Januari 2021, dengan jumlah pasien meninggal 29.518 orang. 

Harapan di atasn ampaknya hanya sebatas mimpi bila sekilas kita mengamati perilaku dan kesadaran masyarakat (baca: termasuk saya) dalam menjalani kegiatan di era kenormalan baru. 

Bagaimanapun upaya dalam menjalankan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan dan penyebaran virus Covid-19 merupakan ikhtiar bersama. Ibarat kita sedang berada di atas kapal laut, maka keselamatan kapal menjadi tanggungjawab bersama karena bila ada salah satu penumpang saja yang dibiarkan melubangi kapal maka semuanya akan tenggelam.

Di pertengahan bulan Maret 2020, walaupun  nampak seperti orang terkejut dan gagap dengan warta munculnya covid-19 di Indonesia, tetapi hampir sebagian besar masyarakat kita semangat untuk melakukan aktifitas pencegahan penyebaran virus secara bersama mulai dari tingkat keluarga, RT, RW, padukuhan, desa, kabupaten dan propinsi. 

Masih terngiang dalam ingatan, saat mau keluar dari kompleks tempat tinggal harus rela disemprot disinfektan dan saat kembali pun dilakukan penyemprotan disinfektan lagi. Begitu ketat dan disiplinnya masyarakat kita dalam menerapkan protokol kesehatan di awal pandemi ini muncul. Bahkan seorang rekan berseloroh, "banyak orang sakit masuk angin akibat terlalu sering terkena semprotan disinfektan". 

Di tingkat keluarga pun, saat itu hampir sebagian besar membatasi untuk keluar rumah kalau tidak untuk hal-hal yang sangat penting. Akses ke perkampungan pun dibatasi dan dijaga dengan ketat sehingga akan mengakibatkan orang risih dan sungkan jika harus wira-wiri.

Saat itu saya pribadi mengira pandemi ini akan segera berakhir. Dua pekan pertama semenjak diberlakukannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) saat itu (khususnya di Jakarta yang diikuti daerah lainnya) dan diperpanjang dua pekan berikutnya seakan mengisyaratkan kesadaran bersama yang sangat tinggi dari masyarakat Indonesia dalam memutus penyebaran virus covid-19. 

Seiring dengan berjalannya waktu, semenjak PSBB mulai dikendorkan, aktifitas masyarakat mulai dibuka, dan dikenalkan dengan istilah kenormalan baru, seakan membuka babak baru dalam penyebaran virus covid-19 yang semakin hari semakin deras. 

Pemerintah sebagai pemegang otoritas kekuasaan pun terlihat gamang dalam membuat kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. Penambahan kasus positif covid-19 dalam setiap harinya yang awalanya hanya puluhan, bertambahan menjadi, ratusan, ribuan dan sekarang belasan ribu. Meminjam istilah pakar epidemiologi UGM, Riris Andono, "covid-19 di Indonesia belum bisa dikendalikan".

Masyarakat yang awalnya disiplin dan taat pun akhirnya mulai kendor dan melemah bahkan ada yang akhirnya berputus asa. Pendek kata, nampaknya masyarakat tanpa sadar sudah mulai melubangi kapal yang sedang kita tumpangi bersama. Pemerintah pun nampaknya mengembangkan model kebijakan untuk mempersiapkan masyarakat agar memiliki kemampuan beradaptasi dengan covid-19 melalui pengembangan vaksin. 

Ya, mungkin sekarang harapan besar ada pada vaksin. Milyaran orang penduduk bumi termasuk Indonesia mendamba adanya vaksin yang mujarab sehingga tubuh kita kebal dengan virus covid-19. Pertanyaan yang senantiasa terbersit dalam hati saya, akankah covid-19 ini berakhir dengan munculnya vaksin?

Akhirnya, sebagai orang yang beragama, sikap saya dalam menghadapi pandemi ini adalah tetap berusaha untuk selalu bersyukur dan bersabar melalui ikhtiar yang maksimal dan lantunan do'a yang tak henti-hantinya kita munajatkan. Wallohu 'alam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun