Menurut penelitian di Inggris dan Amerika yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature, cacing jantan yang membutuhkan seks ketika dipertemukan dengan cacing betina maka akan memilih kawin daripada memilih makanan yang ada didekatnya. Perilaku seperti ini juga terjadi pada manusia, sehingga sering disampaikan bahwa pria membutuhkan seks untuk bertahan hidup.Â
Nampaknya kawan saya tadi termasuk dalam kategori orang yang sesuai dengan hasil  penelitian di Inggris dan Amerika, meskipun tidak menjadi sampel dari penelitian tersebut.Â
Walhasil, persoalan untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar kelelakiannya tetap menghiasi hidupnya meski berstatus sebagai suami dari dua orang perempuan. Jarak geografis dan aturan yang sudah menjadi kesepakatan merupakan hambatan pertemuannya dengan istri kedua yang mengambil pilihan untuk menjadi penyumbang devisa negara, sementara istri pertama yang sudah memberikan keturunan telah mengikhlaskan untuk urusan yang satu itu.
Agama telah mengingatkan, bahwa al iman yazid wa yanqush (iman itu bisa naik dan bisa juga turun). Sebagai teman jarak jauh, kami sering berkomunikasi untuk sekedar memberi saran dan nasihat, tapi hidup itu adalah pilihan sehingga kitalah yang menentukan. Meskipun dalam hati kecil saya sering menangis akibat persoalan yang dialami kawan jauh saya ini, tapi hanya doalah yang bisa saya lantunkan untuk membantu permasalahannya.Â
Nampaknya, saat itu problematika dalam memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya merupakan ujian berat yang harus ditanggung kawan saya ini sehingga akhirnya dia putuskan untuk kembali ke pengalaman masa lalunya mencari teman sesaat yang bisa diajak kompromi untuk sekedar memenuhi hasrat dengan imbalan sesuai kesepakatan.Â
Yah namanya juga kebutuhan, maka tentu kedatangannya muncul secara periodik dan rutin. Bila hanya mendatangi satu tempat saja dalam memenuhi kebutuhan dasarnya nanti dikira menjadi pasangan, begitulah kira-kira yang terbersit dalam pikiran kawan saya, maka dia putuskan untuk melakukan pengembaraan.Â
Dalam proses pengembaraanya inilah, teman saya berjumpa dengan seorang perempuan sebaya yang memiliki multi talenta, bisa memijat, bisa berdagang dan lain-lain. Penampilannya yang bersih dan rapi tentu menjadi daya pikat tersendiri bagi teman saya ini. Kecocokan gaya komunikasi dan perhatian berlebih membuat jiwa kelelakiannya ingin memberi perlindungan lebih kepada perempuan sebaya tadi yang sebenarnya telah memiliki anak meskipun sudah tidak bersuami.
Sebagai seorang pria yang memiliki agama, kawan saya sebenarnya menginginkan untuk mengesahkan hubungannya dengan wanita tadi agar tidak terjerat dalam kehidupan yang tidak lazim. Akan tetapi, pihak perempuan tadi tidak bersedia untuk diikat secara resmi dengan cara apapun meski bersedia untuk hidup bersama dalam satu rumah. Akhirnya hidup bersama dalam satu rumah mulai dilakukan meski tidak ada ikatan apapun yang menjadi landasan dan alasan.Â
Beraktifitas normal dalam bekerja pun dilakukan oleh kedua makhluk ini meskipun memiliki profesi yang berbeda. Pendek kata, urusan pekerjaan adalah urusan pribadi masing-masing meskipun tinggal dalam satu atap. Urusan kebutuhan dasarnya pun nampaknya sekarang sudah tidak menjadi permasalahan lagi setelah hidup bersama dengan wanita tersebut.Â
Kejadian ini berlangsung beberapa tahun sampai akhirnya sang istri yang bekerja di luar negeri memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih kembali ke tanah kelahirannya untuk berkumpul kembali dengan suami.
Sekembalinya sang istri siri ke tanah air, tentu menimbulkan persoalan baru. Bagaimanapun sikap dan tindakan yang telah dipilih dalam hidupnya saat istri berada nun jauh disana tidak diceritakan kepada  sang istri. Kini kawan saya harus mulai membagi perhatiannya, untuk istrinya, teman hidupnya, anaknya dan terkadang istri pertamanya.Â