Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menunggu "Gebrakan" Revolusi Energi Pak Arifin Tasrif

26 Oktober 2019   12:58 Diperbarui: 26 Oktober 2019   13:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Energi sebagai bahan bakar pertumbuhan ekonomi sudah seharusnya memperoleh perhatian serius dari pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sebagai nahkoda yang diberi kewenangan oleh Bapak Presiden untuk mengelola energi menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah.

Semenjak hari Rabu, 23 Oktober 2019, KESDM mempunyai nahkoda baru yakni Pak Arifin Tasrif yang menggantikan Pak Ignasius Jonan yang ditugasi oleh Pak Joko Widodo untuk mengurangi impor minyak dan gas serta merealisasikan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Pengalaman Pak Arifin saat menjadi orang nomer satu di PT Pupuk Indonesian (Persero) serta Duta Besar di Jepang tentu akan menjadi modal awal dalam menahkodai Kementerian yang menjadi tulang punggung dalam menyediakan jaminan pasokan energi di tanah air tercinta.

Seabrek persoalan di KESDM telah menanti tangan dingin Pak Tasrif untuk segera mengurai dan menyelesaikannya. Dalam sebuah forum Indonesiaisme Summit, di Grand Sahid Jakarta, menurut Pak Arcandra Tahar selaku Wamennya Pak Jonan, setiap hari Pak Jonan menerima laporan terkait dengan permasalahan energi, sehingga   dalam candaannya, beliau mengusulkan KESDM perlu diganti namanya menjadi Kementerian Masalah Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dalam sumber ini, setidaknya terdapat sepuluh persoalan serius dibidang energi sebagaimana yang dituliskan dalam instagram resmi KESDM, diantaranya: 1) Sumber daya energi masih dijadikan andalan sumber devisa Negara; 2) Menurunnya jumlah produksi serta harga migas yang bergejolak; 3) Infrastruktur energi yang masih perlu ditingkatkan; 4) Ketergantungan impor BBM dan gas; 5) Harga EBT yang masih tinggi; 6) Penggunaan EBT yang masih rendah; 7) Penggunaan energi yang belum efisien; 8) Penguasaan IPTEK masih terbatas; 9) Pemenuhan kesepakatan global dan lingkungan hidup; dan 10) Cadangan energi yang masih minim.

Intisari dari sepeuluh persoalan tentang energi tersebut di atas sebagaimana dikemukakan oleh Subroto (mantan menteri pertambangan dan energi 1978-1988) adalah elektrifikasi, diversifikasi dan konservasi energi. Era revolusi energi 3.0 yang ditandai dengan pengurangan bahan bakar fosil menuju zero emission menjadi kekangan tambahan ditengah persoalan yang dihadapi.

Berbagai solusi pun telah disajikan oleh para pakar dan pemerhati bidang energi sebagai pijakan untuk merumuskan kebijakan baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Empat aspek kebijakan utama dalam pengelolaan energi nasional sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2014 yang meliputi ketersediaan energi dalam memenuhi kebutuhan nasional, prioritas pengembangan energi, pemanfaatan sumber daya energi nasional dan kewajiban menyediakan cadangan energi nasional merupakan sebuah keniscayaan.

Kebijakan pendukung seperti melaksanakan diversifikasi dan konservasi energi pun perlu secara terus menerus didorong pelaksanannya. Oleh karena itu, Pa Tasrif selaku menteri ESDM baru nampaknya harus segera menginjak gigi tiga (bahkan untuk sekedar menyesuaikan dengan suasana kerja baru pun sudah tak ada waktu lagi), sehingga hal-hal yang tidak kita inginkan seperti terjadinya krisis energi tidak akan terjadi. Secara pribadi, saya yakin Pak Jokowi ketika menunjuk Bapak sebagai nahkoda baru di KESDM bukan karena imbal jasa melainkan dikarenakan Bapak memiliki "abilitas" sehingga perlu didukung dengan kepemilikan "otoritas".

Mudah-mudahan Bapak dapat memenuhi ekspektasi masyarakat Indonesia. Selamat bekerja Bapak, jaga kesehatan, harapan besar masyarakat Indonesia terhadapa jaminan keamanan pasokan energi ada di pundak Bapak. Bagaimanapun, tidak berlebihan bila dikatakan KESDM merupakan degup jantung roda pertumbuhan ekonomi Negara kita tercinta, Indonesia. Akhirnya, sebagai umat beragama mari kita doakan, semoga Alloh swt senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran terhadap apa yang Bapak putuskan. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun