Mohon tunggu...
Toras Lubis
Toras Lubis Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengungkapkan apa yang dirasakan dan dilihat oleh mata dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah "tulisan" yang semoga berguna bagi setiap kalangan. :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kebenaran Memang Susah Ditemukan

7 April 2016   10:38 Diperbarui: 7 April 2016   11:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ok. Setelah sekian lama pasif menulis, akhirnya hari ini saya terpikirkan untuk kembali menulis lagi. Dan adapun tulisan kali ini lebih mengarah kepada hal pribadi saya. Atau bisa dibilang kehidupan pribadi yang saya rasakan setelah berada dilingkaran ini. Lingkaran keluarga selain keluarga inti saya (alias orangtua saya). Lingkaran keluarga yang saya maksud ini adalah lingkaran keluarga setelah saya menikah dengan istri yang sangat saya sayangi dunia akhirat. Insyaallah.

Jadi begini inti permasalahannya. Dulu waktu saya belum masuk dalam keluarga ini, saya pikir kalau keluarga ini orangnya adalah orang-orang yang sangat-sangat baik. Mungkin ekspektasi saya terlalu tinggi. Dan itu menyebabkan saya sendiri sedikit kecewa. Dan berpikir "oh ternyata cuma sampai disini saja kebaikannya?". Ops maaf sudah bilang seperti ini. Tidak selebay ini juga mungkin. Sorry, reader.

Banyak kejanggalan yang saya temukan dalam keluarga ini. Pertama, mertua perempuan saya itu terdiri dari 9 bersaudara. Tapi beliau ini terasa paling beda diantara saudara-saudaranya. Terlihat seperti beda sendiri dan seperti dikucilkan oleh saudaranya. Entah ini cuma firasat saya saja atau bagaimana. Kalau yang lain misalnya billang A, nah beliau sendiri pasti bilang B. Tidak kompak atau bagaimana. Saya juga kadang tidak begitu paham. Mungkin dengan sikap beliau ini, beliau kurang sedikit dihargai oleh saudara-saudaranya. 

Kedua, kakak ipar laki-laki saya. Dulu sebelum saya masuk dalam keluarga ini, pernah dengar kalau beliau sempat menjabat sebagai ketua RW. Dan katanya waktu beliau menjabat banyak uang yang dikorupsikan beliau. Bukan cuma 1 atau 2 orang yang bilang seperti ini. Mungkin ini cuma fitnah dari orang-orang yang tidak suka pada beliau. Positive thinking saja. Anggap saja saya tidak tau apa-apa dan tidak mau tau juga. Cuma bikin pusing saya saja nantinya. Benar ga?

Ketiga, prinsip hidup dalam keseharian. Saya memegang prinsip hidup "memberilah selama kamu masih ada yang harus diberi" atau "berbagilah". Itu selalu saya pegang teguh dari dulu. Ngerasa ada yang kurang gitu, kalau misalnya saya punya sesuatu yang bisa saya bagi kepada orang lain tapi tidak saya bagi. Apalagi orang lainnya itu ada didepan mata saya. Nah, prinsip hidup inilah yang belakangan ini membuat saya jadi sedikit dilema. Kenapa saya bilang seperti ini? Katanya dipegang teguh tapi ko' jadi dilema? Perlu saya sedikit jelaskan kronologinya. Jadi gini, saya kan masuk dalam keluarga ini. Saat saya masuk dalam keluarga ini saya sudah menganggap ini seperti keluarga saya sendiri. 

Apapun yang saya punya dan layak dibagi akan saya kasih. Bahkan sering membeli sesuatu untuk mereka dan itu membuat hati saya senang. Tapi lama kelamaan setelah saya perhatikan, disaat saya kadang tidak punya apa-apa dan mereka punya sesuatu yang sebenarnya bisa mereka bagi. Kenapa tidak ada timbal balik dari yang saya lakuin ya? Sebenarnya saya tidak berharap apapun dari mereka. Tapi lama kelamaan sifat manusia saya keluar, "orang mereka saja tidak pernah mau berbagi, kenapa saya selalu repot berbagi". 

Hukum alam pun berlaku harusnya ada simbiosis mutualisme dalam keluarga ini. Tapi tidak. Setiap mereka punya sesuatu, mereka selalu makan itu sendiri bahkan sengaja disembunyikan dari mata saya. Sempat saya tidak dengan sengaja masuk ke rumah mereka, dan BOOM mereka lagi menikmati makanan dengan porsi banyak dan tanpa ada tawaran ke saya. Setidaknya ada basa-basi sedikit. Setidaknya anak dan istri saya dikasih. Kalau ga dikasih ke saya, tidak masalah. Dan itu sering saya lihat seperti itu. Dan saya sempat cerita ini ke istri saya dan dia cuma membela saudaranya itu. Tidak jarang kita ada masalah karena hal kecil seperti ini. Malah saya yang disebut pelit dan perhitungan. Lho? Gimana menurut kalian reader? Saya salah?

Keempat, merasa jadi parasit tapi serasa saya juga yang diparasitin. Kebetulan, saya masih tinggal di salah satu rumah kosong dari mertua. Daripada tidak ditempatin mending kalian tempatin aja rumah ini, begitu kata beliau dulu. Dan saya dan istri dengan senang hati menempati rumahnya daripada ngontrak rumah, begitu pikir kami. Setahun 2 tahun berlalu terlihat seperti baik-baik saja. Namun belakangan ini saya berpikir kita memang tinggal dirumah beliau. Listrik dan air bayar. Kebetulan listrik rumah yang kami huni dan beliau huni listriknya satu aliran. 

Akhir-akhir ini saya yang bayar listrik ini karena sempat omongan mertua yang selalu minta agar listrik dibayar. Dulu kita patungan dalam pembayarannya. Akhirnya saya setuju biar saya saja yang bayar tiap bulannya. Ok. Hal itu bukan jadi topik masalah sebenarnya. Tapi sikap mertua yang saya perhatikan jadi ketergantungan kepada kami. Saya mengerti kalau kita sebagai anak harus berbuat baik ke orang tua karena bagaimanapun juga itu orang tua. Tapi ini saya pikir agak berlebihan, kalau beliau butuh apa-apa itu selalu datang ke rumah dan main ambil begitu saja. Stok bulanan kadang sering habis tidak berlangsung lama. Hal ini bikin saya berpikir ulang untuk belanja kebutuhan rumah tangga dalam skala yang banyak. Beli sebutuhnya saja daripada apa-apa diambil terus. Hal ini juga sering bikin masalah antara saya dan istri. :-D


Kebetulan mertua saya ini orangnya super pelit, kata istri saya itu juga. Dan setelah melihat bagaimana kesehariannya memang benar. Selama stok di rumah anaknya masih ada, beliau tidak akan mau beli sendiri. Mungkin beliau tidak punya uang. Ngga juga. Ada. Malah lebih banyak. Semoga beliau sadar nantinya dan semoga rejeki beliau dan saya lebih banyak jadi tidak akan ada istilah ambil sini dan sana. Aaamiin.

Sebenarnya masih banyak lagi yang mau saya sampaikan dalam tulisan ini. Namun, waktu saya tidak begitu banyak dan sebagian ada yang lupa. Isi dalam tulisan ini cuma garis besarnya saja. Belum ditulis sedetail mungkin, baik itu point pertama, kedua, ketiga dan keempat. Lain kali pasti saya sambung dan jelaskan lebih rinci lagi. Bagi pembaca (reader) yang mau menanggapi tulisan dan mau memberikan pendapat silahkan. Saya tunggu. Mana tau ada yang mengalami. Kita disini sharing saja. Dan tulisan ini bukan bermaksud menjelekkan keluarga ini. Saya sayang keluarga ini. Ini cuma tulisan semata saya dan bukan dari hati seutuhnya tapi dari logika saja. :-D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun