Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menakar Kesungguhan Perbankan Melayani Nasabah, Belajar dari Kisah Indah Harini

21 Desember 2021   13:19 Diperbarui: 21 Desember 2021   13:19 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bila ada transfer masuk secara mengejutkan, lebih baik verifikasi kepada pihak bank secara detail(sumber poto: pixabay.com)

Bagai sisi keping mata uang yang tak dapat dipisahkan, bank dan juga nasabah. Saling membutuhkan namun juga semestinya ada rasa respek yang sama, baik oleh pihak bank yang mendapatkan amanah nasabah untuk menyimpan aset yang dimiliknya. Tumbuh kembang bank tak luput dari kepercayaan nasabah. Sebesar dan sementerang apapun namanya bank, jika tak punya nasabah maka tak akan ada artinya.

Data Statistik Perbankan Indonesia OJK, pada bulan Juli 2021, bank umum yang berada ditanah air mencapai 107 bank, pada tahun 2018 lalu, jumlah bank mencapai 115 bank. Beruntunglah bila sebuah bank memiliki ciri khas yang mudah diingat, bisa jadi kesan ini membuat bank memiliki nasabah terbilang loyal.

Namun apa jadinya jika si nasabah memiliki kenangan buruk akan pelayanan bank, tentu saja akan membekas dan sulit untuk melupakannya. Pelayanan bank terhadap nasabah memang sepatutnya terus terjaga, bahkan saat ini ada yang namanya nasabah prioritas. Tak semua orang bisa menjadi nasabah prioritas.

Bagi kaum bergaji UMR sih rasanya untuk hal seperti ini seperti mimpi diawang wang, nasabah prioritas perlu memiliki syarat syarat yang tentu saja berbeda dengan nasabah biasa, syarat paling umum adalah memiliki total minimal simpanan 500 juta rupiah. Tidak dalam daftar hitam Bank Indonesia, memiliki dana tersimpan yang bukan dari dana pinjaman bank. Namanya juga prioritas gitu lho.

Namun tak melulu nasabah prioritas menikmati manisnya pelayanan dengan sederet keunggulan yang bisa dirasakan. Salah satu nasabah yang mengalami pengalaman kurang berkenan dari pihak bank adalah Indah Harini, berawal dari transfer yang masuk ke rekeningnya antara 25 November 2019 hingga 16 Desember 2019. Tentu saja pemilik rekening tabungan valas GBP ini merasa terkejut dengan alur masuk keuangan di rekeningnya, itikad selanjutnya adalah melaporkan perihal ini, sesuatu yang patut diapresiasi tentunya, mengingat jumlah uangnya pun terbilang fantastis.

Indah Harini berinisiatif menuju ke kantor BRI pada tanggal 3 Desember 2019 dan menanyakan kejelasan permasalahan transfer masuk, sebenarnya nasabah satu ini memang bukan nasabah kaleng kaleng yang ujug ujug girang mendapatkan transfer dadakan. Itikad bertanya tentang dana masuk merupakan bukti bahwa si nasabah bukanlah orang yang memanfaatkan situasi dari kesimpang siuran transaksi perbankan.

Pada tanggal 10 dan 16 Desember, Indah Harini mendatangi kembali Bank BRI dan bertanya hal yang sama dan mendapatkan jawaban tidak ada keterangan dan klaim dari divisi lain dan memang dana masuk ke rekening. Jawaban inilah menjadi titik balik Indah Harini memindahkan dana dari rekening tabungan valas GBP ke rekening Deposito Berjangka Valas GBP pada kantor cabang Bank BRI.

Tak ada klaim dari BRI, dana pun digunakan dong, dan medio transaksi terjadi di tahun 2019-2020, ndilalahnya pada bulan Oktober 2020, account officer Bank BRI dalam kontak telepon menyatakan ada kekeliruan transaksi tabungan valas sebesar GBP 1,714,842.00 yang diterima dalam waktu 25 November-15 Desember 2019. Nasabah diminta untuk mengembalikan dana yang telah digunakan, waduh!

Pelajaran penting bagi kita semua, selayaknya memang nasabah lebih rajin mengecek saldo tabungan, bila ada kejanggalan harus jeli mempertanyakan kepada pihak bank agar permasalahan dapat dituntaskan dengan segera. Dalam kasus ini Indah Harini termasuk melakukan hal persuasif, namun sayang apa yang dilakukannya malah berujung pelaporan BRI terhadap Indah Harini ke pihak kepolisian.

Meski belum pernah mencicipi serunya jadi nasabah prioritas di bank mana pun, namun bila menilik kasus yang terjadi terhadap Indah Harini, penulis merasa berempati kepada nasabah yang sedang dirundung masalah pelik ini, itikad baik saja ternyata tidak serta merta urusan jadi lebih mudah, kooperatif dibalas dengan sesuatu hal yang tak terduga.

Bisa saja apa yang dialami Indah Harini akan terjadi kepada siapa pun, bukan masalah nasabah prioritas atau bukan, namun harus ada ketegasan untuk melindungi nasabah bank agar kejadian serupa tak terulang kembali. Inga inga ya bila ada transaksi yang menurut kita tidak lazim dan dengan jumlah besar, rasa rasanya memang layak bagi nasabah untuk waspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun