Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melakoni Adaptasi Baru Bernama Bukber Virtual

25 April 2021   22:03 Diperbarui: 25 April 2021   23:44 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan bukber ketika pandemi covid belum melanda negeri ini(dokpri)

Dua tahun lalu  tidak terpikirkan  buka bersama tapi jarak berjauhan, sensasi keseruan bukber memang tak terbantahkan, bertemu kolega, teman semasa sekolah atau malah ngumpul bersama keluarga besar dan menikmati santapan berbuka puasa merupakan hal yang dinanti. Tak jarang bila acara bukber biasanya dipersiapkan secara matang sehingga bukber pun sukses, yang mengikuti bukber juga puas serta rasa kangen terobati.

Tahun ini pembatasan bukber diterapkan karena pandemi Covid -19 masih mewarnai bulan Ramadan, kerumunan dianggap menjadi penyebab terjadinya klaster penularan. Untuk buka bersama Menteri Agama RI mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021, yang butirnya menyebutkan untuk bukber boleh di isi 50% dari kapasitas ruangan.

Mengalami untuk kali pertama berbuka dengan saudara dan kerabat di tempat berbeda, yang menyatukan adalah keimanan dan juga teknologi, kenapa baru tahun ini bisa bukber virtual? Setahun yang lalu penulis dalam keadaan sakit dan tidak puasa sebulan penuh, tahun ini kondisi sangat memungkinkan berpuasa, malu dong kalau tak berpuasa.

Namun pandemi masih menguntit kehidupan, jalan aman adalah melakukan bukber virtual walau konsekuensinya berbeda nuansa jika dengan bertemu langsung. Menjaga kesehatan mental  saat  pandemi itu perlu, hal itu di nyatakan oleh Ikhsan Bella  Persada M.Psi Psikolog, dengan bukber virtual meningkatkan  emosi positif dan menghilangkan rasa sepi.

Dengan bukber virtual tetap merasakan kegembiraan dan tak melanggar protokol kesehatan Covid-19. Seiring majunya teknologi, meski berjauhan bisa juga mengintip menu apa saja sih yang dikonsumsi teman atau kerabat, melalui laptop atau handphone kita bisa tahu makanan berbuka mereka dan mereka pun tahu apa yang kita santap.

Perbedaan Waktu Berbuka Bikin Greget Tersendiri

Bukber virtual makin hangat dengan tampilan menu berbuka(dokpri)
Bukber virtual makin hangat dengan tampilan menu berbuka(dokpri)

Indonesia mempunyai pembagian zona waktu sehingga ketika adzan Maghrib berkumandang di Papua, beberapa kota di pulau Jawa baru saja selesai sholat Asharnya, dalam satu zona waktu pun acapkali ada perbedaan yang cukup signifikan, ini juga greget tersendiri.

Meski sama sama memakai zona waktu Indonesia Bagian Barat namun perbedaan berbuka puasa terasa signifikan, seperti di kedua kota besar Indonesia antara Surabaya dan Jakarta. Untuk waktu berbuka lebih dahulu sekitar 25 menit  kota pahlawan di banding ibu kota, warga Surabaya sudah enyang dan lepas dahaga, justru di menit menit inilah warga Jakarta sedang menanti kumandang adzan Maghrib.

Perbedaan waktu berbuka juga dirasakan penulis, di kampung Rajawetan yang berada di kabupaten Kuningan lebih cepat enam menit dibanding daerah Karawang dan tujuh menit dengan Bekasi.

Saat penulis berbuka, ponakan di Karawang dan kakak perempuan di Bekasi harus bersabar untuk menunggu nikmatnya berbuka, penulis sudah menghabiskan satu gelas cendol, di Karawang dan Bekasi menatap iri karena penulis sudah membasahi kerongkongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun