Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

9 Nostalgia Seru Ramadan Masa Kecil Nomor 7 Tak Terlupakan dan Bikin Ngakak

19 April 2021   11:33 Diperbarui: 19 April 2021   11:55 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabeubeurang seraya menatap anggunnya gunung Ciremai(dokpri)

Banyak sekali rekaman memori ketika menikmati Ramadan, pengen nulis semua tentang nostalgia tersebut namun mengingat maksimal harus 1500 kata, akhirnya terpilih 9 nostalgia tentang suasana Ramadan ketika masa kecil.

Kenakalan dan keseruan mewarnai bulan Ramadan di era tahun 80an & 90an tentu berbeda dengan saat ini, televisi pun cuma satu stasiun, beli mainan pun harganya mahal. Akhirnya apa yang disediakan alam menjadi tempat bermain dan melewati riang gembiranya berpuasa, tanpa harus takut kuota internet habis atau batre hp lowbat.

Meski lapar dan haus, menjelajahi tiap jengkal tanah, menyusuri kebun atau menyisir sungai, lebih banyak melakukan aktifitas fisik dan itu seru banget. Sembilan kompilasi kenangan Ramadan masa kecil tapi nomor 7 tetap terseru dan tak pernah lekang dalam ingatan saking kocaknya.

 Ngabuburit Ngabeubeurang Ulur Waktu Puasa

Tak pernah menyangka istilah ngabuburit menjadi sebutan secara nasional untuk aktifitas sore hari jelang waktu berbuka, sebenarnya selain ngabuburit ada istilah ngabeubeurang, situasi mengulur waktu puasa ketika usai sholat shubuh, biasanya jalan jalan ke arah ujung desa dan menatap matahari terbit dengan panorama keanggunan gunung Ciremai.

Ngabuburit menanti beduk Maghrib, juga ke arah ujung kampung, kali ini menyaksikan matahari tenggelam diantara punggung gunung Ciremai, sebelum waktu Magrib datang beberapa menit,biasanya pulang dan adzan pun berkumandang, asyik.

Rujak Koclok Bumbung Bambu Nan Lezat

Desa Rajawetan mempunyai tempat dimana budi daya pohon mangga yang berada di bukit bubulak  menjadi tempat asyik untuk bermain, selain itu halaman rumah pun biasanya dirimbuni pohon mangga, bila mangga sudah mengkal atau kami menyebutnya gumading, saat terlezat membuat rujak koclok.

Bumbung bambu sebagai sarana menguleknya, sebatang dahan pohon sebagai penumbuk, mangga di potong kecil kecil, di campur gula merah, cabe dan garam, setelah itu dikocok dengan penumbuk, setelah beberapa lama, rujak pun jadi, buka puasa dengan rujak koclok begitu menggugah, rasanya maknyus pisan euy.

Pawai Obor Malam Sanga Likur

Jika menyebut malam bulan puasa yang paling dinanti, malam apakah itu? Pasti jawabnya adalah malam ke dua sembilan, kami di Rajawetan menyebutnya malam Sanga Likur dimana pawai obor akan menyemarakan suasana malam.Siang harinya mencari bambu atau juga tamiyang untuk dijadikan obor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun