Kampanye terbuka pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masih hangat diperbincangkan hingga saat ini, luberan orang yang didominasi dengan balutan warna putih putih yang memenuhi Gelora Bung Karno seakan menjadi pembuktian bahwa paslon 02 mendapat dukungan dari para pemilih.
Stadion yang di bangun pada tanggal 8 Februari 1960 dengan biaya pinjaman lunak dari Uni Soviet dengan nilai 12,5 juta dolar. Fungsi utama stadion yang awalnya bernama Stadion Utama Senayan dan penamaan tersebut mulai berlaku di tanggal 24 September 1962,yup stadion megah ini adalah mempunyai fungsi sebagai tempat olah raga.
Dalam kalender perhelatan olah raga GBK pernah digunakan dalam pelaksanaan Asian Games tahun 1962 dan 2018, GANEFO tahun 1963,Sea Games 1977,1987,1997dan 2011. Tentu kita tidak pernah lupa bahwa GBK pun paling sering di gunakan untuk main bal balan.
Pendukung PSMS dan Persib yang melubet ke pinggir lapangan(dok: tabloid Bola)
Rekor jumlah penonton malah di pegang GBK saat pertandingan final Perserikatan antara PSMS Medan kontra Persib Bandung pada tanggal  23 Februari 1985, jumlah penontonnya 150 ribu dan menjadi rekor dunia sebagai pertandingan sepak bola amatir yang paling banyak di tonton.
Meski berbentuk stadion untuk tempat olah raga,kapasitas GBK ditahun 1962 hingga 2007 berkapasitas 110.000, GBK adalah tempat partai menunjukan show force jumlah pendukungnya.
Partai Komunis Indonesia yang saat ini masih menjadi partai terlarang di negeri kita,pada 23 Mei 1965 mengumpulkan simpatisannya untuk memenuhi stadion dalam acara HUT PKI ke 45.
Stadion Gelora Bung Karno bukan melulu untuk ajang kemampuan olah raga namun juga unjuk kekuatan parpol saat mengkampanyekan partai.
Pernah juga di tahun 2004, Partai Keadilan Sejahtera memutihkan GBK dengan massa yang memenuhi setiap sudut stadion.Â
Tentu kita ingat juga ketika konser dua jari di tanggal 5 Juli 2014.Saat itu Jokowi dengan baju ikoniknya kotak kotak mampu menjadi magnet bagi para pendukungnya untuk tumpah ruah di stadion yang mempunyai kapasitas 88 ribu.
Entah inikah adigium ataukah sebuah mitos,jika mampu mengumpulkan masa di stadion megah di kota Jakarta ini, maka biasanya partai pun kecipratan suara secara signifikan.
Sepertinya panggung politik dan panggung olah raga seakan bisa disatukan di stadion GBK. Waktu demi waktu berlalu sepanjang republik Indonesia berdiri. Ada warna warni yang nyata di stadion GBK, event olah raga dan politik seakan berkejaran untuk membuktikan siapa yang terhebat untuk urusan jumlah penonton.