Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Laknat Bupati Kuningan untuk Kuwu yang Tak Pilih Jokowi

18 Februari 2019   14:58 Diperbarui: 18 Februari 2019   15:37 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Kuningan, Bapak Acep Purnama(dok: detiknews)

Sebagai orang perantauan yang berasal dari kabupaten Kuningan, bangga menyaksikan progres yang telah dicapai Kuningan dalam satu dekade terakhir. Meski APBD Kuningan tak sebesar kabupaten Bekasi misalnya, namun geliat pemda Kuningan di infrastruktur patut diacungi jempol.

Jalan jalan di kabupaten Kuningan terbilang mulus, sempat beberapa kali blusukan ke daerah daerah kecamatan di kabupaten Kuningan, melewati jalan desa yang sudah teraspal dan nyaman untuk pengguna jalan.

Akses pendidikan pun diperhatikan, dahulu jika ber sekolah, tempat yang di tuju adalah kota Cirebon, namun kini sekolah sekolah baru bermunculan yang semakin menjangkau penduduk sehingga waktu tempuh menuju sekolah semakin pendek.

Yang paling menggembirakan adalah bangkitnya potensi wisata dan wira usaha yang kian menggeliat di Kuningan. 

Tak dapat dipungkiri ini semua hasil dari para pendahulu bupati Kuningan. Dalam ingatan penulis, nama Aang Hamid Suganda cukup sukses memimpin Kuningan untuk kompetitif membangun Kuningan jauh lebih baik.

Tak ada angin tak ada hujan, bupati Kuningan Acep Purnama mendadak viral di sosial media dan menyatakan seruan yang kontroversial dan memantik polemik di tahun politik.

Acep Purnama memberikan pernyataan bahwa mengutuk kepala desa dan perangkat desa yang tidak memilih Joko Widodo. Menurut Acep bahwa Joko Widodo nyawer dana desa.

Nah akhirnya tabir pun terbuka, pernyataan bupati Kuningan terlalu naif. Haruskah laknat turun jika para kuwu(kepala desa) tidak memilih calon presiden nomor urut 1. Saat ini himbauan tersebut sudah nggak bunyi lagi lho, iklim keterbukaan membuat rakyat bisa memilih apa yang menjadi pilihan hati nurani.

Ketidak netralan bupati Kuningan bisa jadi memantik ketidak senangan warga Kuningan, ayolah pak Acep Purnama nu kasep, jangan gitu gitu amat deh. Beberapa saat setelah menyatakan hal yang kontroversial.

Akhirnya pak bupati Kuningan meminta maaf dan atas ke khilafan yang terjadi.Untung saja ada media sosial, jadi deh ucapan pak bupati pun ketahuan juga.Ayolah jadi pemimpin di atas semua golongan pak, meski mungkin berbeda pilihan.

Semoga Kuningan akan tetap Asri, tetap seru kulinerannya, tetap asyik tempat wisatanya.Hidup Kuningan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun