Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lapak Koran Menghilang Bola Pun Pamit

23 Oktober 2018   11:29 Diperbarui: 23 Oktober 2018   12:25 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabloid Bola yang penuh kenangan dan tak terlupakan (dok Tribunnews.com)

Banyak yang telah menuliskan kesan manis saat berinteraksi dengan tabloid olah raga Bola.Ada yang siap memangkas uang jajan demi mendapatkan bacaan penuh gizi seputar olah raga.Yup betul Bola memang media cetak legendaris di tanah air dan itu tak terbantahkan.

Penulis mengenal lebih dekat tabloid Bola ketika helatan Olimpiade Seoul tahun 1988, dan ditahun itu pula untuk kali pertama kontingen Indonesia meraih medali,raihan perak dari cabor panahan dari beregu.Saat itu pula sprinter Mardi Lestari mencapai semifinal.

Harga bola saat itu 300 perak,harga yang lumayan mahal bagi seorang anak SMP yang dibekali uang jajan 50 perak,dan patungan menjadi solusi jitu agar bisa beli tabloid Bola. Selalu suka dengan tulisan tulisan wartawan Bola seperti Sumohadi Marsis,Aba Marjani,Linda Wahyudi,Tota M Tobing,Indri HP Koentjoro,Ian Situmorang.Pokokoknya hari Jum'at waktu yang keren untuk baca Bola.

Namun memang ada saatnya kejayaan harus berakhir,setelah mengawal berita terkini di dunia olah raga,Bola menyerah dan mengakhiri petualangannya selama 34 tahun. Dipastikan Bola seret pembaca,era digital dengan kejam "membunuh" Si gundul tanpa ampun.

Sebenarnya tanda tanda itu telah terlihat dalam bebarapa tahun terakhir, lapak lapak koran sudah jarang terlihat dan perlahan menghilang.Era digital seolah memacu orang untuk melupakan sumber bacaan fisik seperti majalah,surat kabar ataupun tabloid.

Di awal era tahun 2000an, masih cukup banyak lapak koran yang berada di pinggir jalan atau perempatan, teriakan loper pun masih terdengar.

Namun kini semua telah berbeda,lapak koran bertumbangan,di Bekasi saja sangat sulit menemukan lapak koran,saat mencari edisi terakhir tabloid Bola ternyata susah didapat.Satu satunya agen koran di Cikarang yang lokasinya dekat terminal Kalijaya,saat ditanya adakah tabloid Bola,si penjual hanya menggelengkan kepala.

Koran cetak mungkin tinggal menunggu waktu untuk bertumbangan.Di masa lalu tabloid Bola memang begitu digdaya namun disatu titik akhirnya menyerah juga.Berpamitan kepada pembacanya.Dan mungkin juga Bola telah ditinggalkan pembacanya, di era yang serba cepat.Terlalu lama menunggu informasi di hari Selasa dan Jumat.Sesetia setianya pembaca pasti dilanda bosan menunggu.Dan akhirnya Bola pun menyerah.

Selamat tinggal lapak koran dan selamat berpisah wahai tabloid Bola, rasanya masih kangen dapetin bonus poster dengan gambar olahragawan terkenal.Kangen ngirim quiz atau angket yang diselenggarakan dengan iming iming hadiah menarik.

Kangen dapetin wesel dari tabloid Bola karena menang hadiah TTS.Semua serba terkenang dengan kebersamaan yang begitu hangat bersama Bola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun