Sudah 2 bulan, terpaku, berdiam diri di rumah, tanpa kejelasan kapan pandemi ini akan berakhir. Covid-19 banyak membungkam bahkan membunuh mimpi-mimpi anak bangsa, dalam berekplorasi dan bergelut dengan dunia.Â
Usaha yang dirintis dari nol hingga menjadi besarpun banyak yang tumbang berguguran. Satu persatu perusahaan besar mulai kelimpungan dan yang paling tragis adalah para pelaku UMKM banyak yang mati tak berdaya.
Gempuran Covid-19 benar-benar membuat semua sendi kehidupan porak poranda, semua sektor melemah. Sektor ekonomi yang paling terdampak, bukan hanya di daerah episentrum tapi di daerah sekitarnya pun lesu tak berdaya.Â
Para pelaku UMKM dibidang kuliner harus merelakan usahanya hancur, karena sudah tidak ada lagi pelanggan yang datang karena himbauan pemerintah untuk tetap dirumah saja.Â
Metode penjualan dirubah dari tatap muka atau makan di tempat berubah menjadi online. Itu tak berpengaruh banyak karena daya beli masyarakat lemah, karena masyarakat tidak ada penghasilan.
Sektor Pariwisata malah menjadi yang terparah, Â hampir semua tempat-tempat pariwisata tutup sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Usaha yang dirintis dengan permodalan perbankan, menjadikan mereka tambah bingung karena pemasukan tidak ada tapi setoran jalan terus.Â
Usaha pemerintah dengan restrukturisasi bagi peminjam tidak bisa berbuat banyak, walaupun diberi kelonggaran waktu dan memperkecil angsuran (bunga saja) tapi sebenarnya malah menambah beban yang tak berkesudahan.
Dibeberapa tempat wisata yang menyajikan moda transportasi bagi pengunjung, kebingungan dan banyak yang beralih profesi. Tapi di masa pandemi seperti sekarang ini, pekerjaan apa yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Perusahaan besar saja banyak yang meng-PHK atau hanya sekedar merumahkan karyawannya.
Dunia transportasi juga sangat memprihatikan, pendapatan para pengais rezeki diatas roda sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak sejak kebijakan-kebijakan penanganan Covid-19 diberlakukan, para supir turun tajam penghasilannya.Â
Mobil angkutan umum hanya boleh mengangkut 50 % dari daya angkut biasanya. Yang biasanya satu mobil angkot bisa 11 orang sekarang hanya 4 - 5 orang saja.