Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ingin Populer? Kuasai Ilmu Debat, Debit, Debut!

7 Agustus 2011   05:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apakah anda ingin terkenal? Ya, siapapun akan tergiur untuk dapat terkenal. Tak terkecuali dengan si Topeng. Sesekali, hatinya pun tak dapat dibohongi. Terkenal atau populer seakan menjadi impian yang menyenangkan bagi banyak orang dibalik kenyataan hidup yang biasa menghimpit. Di tengah kegagalan yang sering menghampiri, hingga merasa kian tersudut di tengah mimpi-mimpi yang kian jauh dari jangkauan.

Lantas, bagaimana caranya bisa terkenal? Kemarin, si Topeng sempat bertemu dengan teman lamanya, yang sekarang berprofesi sebagai Dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta.

“Peng, kuasailah ilmu DEBAT, salah satu cara kamu bisa terkenal”

“Sering-seringlah kamu ber-DEBAT, pasti akan cepat populer”

Si Topeng tampak manggut-manggut saat sang teman menguraikan tentang ilmu DEBAT. Katanya, menguasai ilmu DEBAT berarti harus menguasai arus kontroversi. Agar dapat terkenal, masuklah dalam arus kontroversi itu.

“Peng, menarilah kamu di tengah arus kontroversi. Lalu, sekian pasang mata akan melihatmu”.

Katanya, jika kita berhasil menari-nari di atas arus kontroversi, maka kita akan meraih DEBIT perhatian yang berlebih. Banyak orang yang memujimu, ingin sekedar tahu, atau bahkan menjadi penasaran untuk semakin ingin mengenal lebih dekat lagi. Selanjutnya, hanya tunggu waktu seseorang akan memasuki DEBUT-nya, tampil sebagai sosok populer yang dinanti-nantikan kehadiran atau penampilannya di muka umum.

“Untuk, apa?”

“Wah, Peng. Masa, kamu gak ngerti? Dengan terkenal, maka kamu akan mendapat banyak keuntungan...”

Sang teman masih terus bersemangat untuk berbagi ilmu DEBAT, DEBIT, DEBUT kepada si Topeng. Sayangnya, si Topeng selalu saja mengalami kesulitan untuk segera memahami penjelasan teman. Maka, tidak heran jika penjelasan sang teman sering diulangi beberapa kali. Namanya juga si Topeng, tetap saja tidak mudah untuk memahami ilmu DEBAT secara cepat.

“Bagaimana Peng, kamu sudah paham?”

“Iya, iya saya sudah paham” balas si Topeng pura-pura paham.

“Wah, paling juga pura-pura paham. Bodohmu, masih suka dipelihara sejak di SD dulu, Peng. Hahahahahahahahaha....”

Pertemuan dengan teman lama yang berlangsung lebih dari 3 jam itu, telah cukup membuat si Topeng terkesima. Sesekali, si Topeng membayangkan dirinya bisa segera menjadi terkenal dengan kemampuannya berdebat. Tulisan-tulisannya akan banyak diburu, kehadirannya akan banyak ditunggu, termasuk tampil sebagai narasumber diskusi di suatu forum yang di hadiri oleh banyak orang.

“Hmm.. enak juga ya, kalau nanti diwawancarai oleh wartawan televisi. Sudah terkenal, bisa bikin kantong tebal...... Hahahahahahahaha..”

Lamunan si Topeng tidak berlangsung lama. Saat sosok Kyai Langit Asmara menemui si Topeng di ruang tamu.

“Terkenal itu sangat menyenangkan, Peng”

Si Topeng merasa agak terkaget. Meski dirinya sudah tahu, kalau Guru yang satunya ini dianggap pandai menebak apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang. Si Topeng masih berusaha untuk memberikan tanggapan sekedarnya saja.

“Begitu ya, Guru..”

“Ya, apalagi populer dengan jutaan pujian yang terus mengalir sepanjang waktu”

“Membius.... membuatmu kecanduan...”

Si Topeng hanya terdiam. Ia tidak kuasa lagi untuk memberikan tanggapan atas kata-kata Kyai Langit Asmara. Lalu, sang Guru pun meneruskan kata-katanya dengan lemah lembut.

“Peng, populer itu akan membuatmu merasa sedang terbang...”

“Tak berpijak kaki di atas bumi...”

“Engkau akan merasa tinggi di atas awan yang berarak....”

“Pandanganmu akan merasa lebih tajam...”

“Jauh..... lempang menukik ke bawah..”

“Hatimu mengeras...”

“Engkau akan merasa...”

“Di atas segalanya.......”

“Kepak sayapmu akan terus dipacu”

“Melaju kencang....”

“Bergerak cepat ke penjuru waktu”

“Hingga, engkau akan kehilangan arah......”

“Kemanakah akan dituju?”

“Popularitas, bukanlah tujuan, Peng”

“Manfaatmu bagi sesama, akan membuatmu populer dalam hening”

“Keramaian akan membuatmu bising, Peng”

“Sapalah mereka dalam senyap”

“Bunuhlah harapmu...”

“Kecuali keridhoan dari Sang Penciptamu”

“Debatlah nafsumu, agar tidak menguasaimu..”

“Hatimu akan damai...”

“Hangat dalam kesunyian...”

Populer dalam ketenangan...”

Tanpa sadar si Topeng menitikkan air mata. Lalu, ia mencium tangan sang Guru dengan khidmat. Puasa telah membuatnya belajar untuk menahan diri. Hampir saja popularitas akan menjebaknya.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun