Mohon tunggu...
Anton Kapitan
Anton Kapitan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pegiat pendidikan yang menyukai diskusi dan debat

Anton Kapitan adalah seorang pemuda kelahiran Supun, TTU-Timor, NTT. Berjuang memaknai hidup dengan berpikir, berkata dan berbuat dalam spirit 4s. Mengupayakan sekolah kehidupan bagi anak-anak di pedalaman. Mengusahakan pendidikan sepanjang hidup. Pemimpi dari Timur untuk Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekali Bersumpah untuk Selamanya Indonesia

28 Oktober 2019   08:16 Diperbarui: 28 Oktober 2019   08:23 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: liputan6.com

Hari ini, segenap bangsa Indonesia memperingati peristiwa sumpah pemuda yang telah menjadi bagian utuh dari sejarah bangsa Indonesia. Peringatan ini tidak terlepas dari gerakan para pemuda dari berbagai wilayah Hindia Belanda (pada masa penjajahan, Indonesia disebut Hindia Belanda) untuk mewujudkan Indonesia sebagai satu bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan dan tersebra di ribuan pulau. 

Tidak peduli akan keragaman, para pemuda terobsesi niat tulus, bersama-bersatu menuju satu bangsa dengan satu bahasa dalam lingkup satu tanah air yang berpulau-pulau.

Tergeraknya hati para pemuda untuk bersatu di bawah sumpah, tentu dipicu situasi terjajah dengan segala konsekuensinya: penderitaan, kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dalam banyak aspek kehidupan bersama. 

Penjajahan yang makin menjadi-jadi, mengobarkan semangat para pemuda untuk berkumpul, saling tukar ide hingga berujung pada kesempatan untuk bersumpah dan nantinya sumpah itu memicu para pejuang hingga tiba pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Sumpah itu namanya sumpah pemuda, tertanggal 28 Oktober 1928. Sejauh disimak tangggal, bulan dan tahunnya dengan sedikit hitungan matematis, ternyata angka-angka yang dipilih untuk dilaksanakannya sumpah pemuda itu bila dijumlahkan dua angka secara berpasangan (khusus untuk tanggal dan tahun: 2+8= 10- untuk tanggalnya; 1+9 = 10; 2+8 = 10- untuk tahunnya), semuanya akan membentuk angka sepuluh yang adalah angka untuk bulannya, yakni bulan Oktober (10) yang saya sebut sebagai angka maksimal dan final dalam hitungan sampai 1-10. 

Dengan demikian, dari hitungan ini, tersirat makna lain yang istimewah dari sumpah pemuda yakni maksimal dan final, sehingga tidak boleh satu pemuda Indonesia pun yang menjadi pewaris sumpah ini mengganggugat dan apalagi mengabaikannya.

Tiga hal pokok yang telah disumpahkan para pemuda (pemudi) Indonesia pada tanggal 28-10-1928 itu harus terus hidup dan menjadi nadi para pemuda dalam mengawal bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini terus dirongrong kaum radikalis dan kelompok-kelompok separatis. 

Bahwa Indonesia itu bertanah air satu dengan ribuan pulau, maka tidak boleh ada pulau yang terlupakan dalam lingkup NKRI, dan apalagi ada pulau yang dianaktirikan dalam pembangunan. 

Dalam hal ini para pemuda yang mewarisi sumpah pemuda harus tahu jumlah pulaunya dan berusaha untuk memelihara pulau-pulaunya itu agar tidak tercaplok negara lain. Para pemuda (dan pemudi) hendaknya juga, kritis dengan pemerintah kalau pembangunannya tidak merata dalam negara kepulauan ini.

Selanjutnya, bahwa Indonesia yang bertanah air satu itu, sesungguhnya adalah satu banggsa yang terdiri dari beragam suku, agama, ras dan golongan. Ini harga mati, maka seruan 'NKRI harga mati' untuk kaula muda harus dimaknai dalam kekuatan sumpah pemuda. Bahwa bangsa Indonesia dengan satu tanah air beribu pulau itu memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. 

Karena itu, para pemuda harus terpanggil untuk memelihara dan melestarikan bahasa persatuan ini. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak lagi dikuasai dengan baik sehingga banyak maksud dan isi hati yang tidak jelas disampaikan dalam Bahasa Indonesia, hingga berujung salah mengerti dan terjadilah konflik berkepanjangan atas dasar bahasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun