Mohon tunggu...
Tony Burhanudin
Tony Burhanudin Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Malas membaca sesat di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lady Gaga dan Shalawat Nabi

18 Mei 2012   08:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13373294201510497854

Malam Kamis lalu (16/5) acara Indonesia Lawyers Club edisi khusus membahas rencana konser Lady Gaga dan pembubaran diskusi buku Irshad Manji. Terkait rencana konser Lady Gaga, seorang perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI) dengan nada bercanda melontarkan pernyataan begini: jika konser Lady Gaga benar – benar terjadi, pihaknya paling akan mengirimkan 10 orang utusan untuk bershalawat di sekitar lokasi konser.

Saya tidak paham maksud maksud pembicara dari FPI, apakah Shalawat Nabi dilantunkan untuk mentralisir syair – syair dan alunan musik dari Lady Gaga, yang dianggap pemuja setan. Tapi terus terang saya merasa geli. Tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat saya pada pembicara FPI tersebut, saya sebagai seorang muslim tidak rela jika junjungan saya Nabi Besar Muhammad SAW, Kekasih Allah, shalawatnya harus disandingkan dengan musik Lady Gaga. Karena bagi saya Lady Gaga tidak penting, lebih kecil dari seujung kuku, tidak peduli jutaan orang di seluruh dunia mengidolakannya

Tapi saya tidak setuju jika ada pihak – pihak atau ormas yang melakukan kekerasan untuk menggagalkan konser tersebut. Karena kita hidup bernegara dan bermasyarakat, urusan larang melarangserahkan kepada pihak berwajib. Lalu cara bagaimana kita “melarang” agar orang tidak nonton Lady Gaga. Gampang, terus suarakan aspirasi Anda melalui berbagai saluran, entah itu media massa atau sosial media (Facebook, Twitter, blog) bahwa tidak ada gunanya menonton Lady Gaga.

Jujur, saya tidak tahu Lady Gaga, tak satupun judulnya lagunya yang saya tahu. Tapi jika benar syair – syair lagu Lady Gaga bernada rasis, menodai nilai-nilai kemanusiaan, dan penampilannya cuma mengumbar syahwat. Lady Gaga memang tidak penting untuk ditonton. Bukan cuma Lady Gaga, tapi siapapun, baik artis internasional, artis nasional, maupun artis kelas kampung. Menonton hiburan model begini cuma buang – buang waktu, karena tidak menambah kepekaan kita sebagai manusia yang punya akal dan budi. Dari pada buang – buang uang buat beli tiket pertunjukkan model begini, lebih baik uangnya diberikan kepada fakir miskin, orang jompo, atau anak – anak yatim di sekitar Anda.

Terlepas dari kasus Lady Gaga, kita sebenarnya hampir tiap saat menyaksikan hiburan yang merendahkan harkat dan martabat manusia. Di TV Banyak penyanyikita yang cuma jual syahwat ketimbang kualitas suara. Lawakan bukannya mencerahkan, malah melecehkan. Banyak pelawak kita yang melucu dengan menghina kekurangan fisik orang lain. Dan itu dilakukan secara vulgar. Padahal dalam agama Islam mengajarkan, siapa yang menghina ciptaan Tuhan, betatapun kondisinya, sama saja dengan menghina Tuhan. Cukup keras bukan?

Memang yang namanya manusia pasti butuh hiburan. Nabi Muhammad sendiri sering menghibur diri dengan bersenda gurau dengan anak – anak dan istrinya. Dan sahabat Nabi kerap juga mengibur Nabi. Shalawat sendiri merupakan suatu ikhtiar dari manusia untuk menghibur diri dan mengenang kebesaran Nabi. Contohnya Shalawat Badar yang diciptakan oleh Kiai Ali Manshur pada sekitar tahun 1960. Shalawat ini diciptakan untuk memperkuat ketabahan komunitas muslim di tengah kekalutan politik saat itu. Shalawat ini juga untuk menandingi lagu genjer-genjer yang sering disuarakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Hidup kita terasa gersang tanpa hiburan. Tapi hiburan yang bagaimana sebenarnya yang kita butuhkan? Pastinya hiburan yang membangun visi dan wawasan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Hiburan yang melecehkan nilai – nilai kemanusiaan sungguh tidak layak untuk ditonton. Itu sebabnya tokoh sufi sekaliber Jalaluddin Rumi menciptakan tarian Sufidan syair –syair yang mahsyur hingga sekarang. Tarian dan syair – syair sufi karya Rumi tentu tidak dimaksudkan untuk mengganti ritual ibadah atau syariat Tuhan, tapi dia menghaluskan naluri kemanusiaan kita.

Terkait heboh Lady Gaga, saya setuju dengan KH Said Agil Siradj, ketua PB NU, meskipun saya bukan orang NU. Kata pak Kyai, “tidak peduli mau 1.000 kali Lady Gaga datang ke Indonesia, mau ada 1.000 orang seperti Lady Gaga, keimanan orang NU tidak akan terganggu”. Inilah yang dibutuhkan orang Islam sekarang. Percaya diri. Berani berdiri tegak menghadapi tantangan zaman dan kebatilan dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dan itu dilakukan dengan cara damai dan tanpa kekerasan.

Wallhualam Bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun