Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kaulah Segalanya: Pengalaman adalah Guru Terbaik

22 Juli 2022   01:28 Diperbarui: 22 Juli 2022   06:17 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Menegur dan mengingatkan orang cerdas yang sengaja atau tak sengaja berbuat salah, cukup dengan diam atau kasih tanda bahasa tubuh atau bicara dengan volume 0.

(Supartono JW.22072022)

Artikel dengan judul Takut Kehilangan yang Bukan Milik, sudah saya tulis. Artikel  dengan judul Mencintai yang Bukan Milik juga sudah saya tulis. Malah, bila dibaca lagi, semua isinya masuh aktual dan masih terus berlaku di negeri +62.

Takut kehilangan yang bukan milik atau Mencintai yang bukan milik, identifikasinya masih sama, serakah dan tetap mau menguasai tahta, harta, dan negeri ini dengan berbagai cara. Ada oligarki dan politik dinasti, pendukungnya adalah jerih korupsi.

Malah, kini sedang berlangsung, elite partai politik sedang menggelar event olahraga yang kesannya memang hanya sekadar alat untuk kepentingan. Di tengah rakyat kesusahan. Di tengah olahraga sepi dukungan anggaran, tetapi malah ada yang bikin event olahraga yang hanya untuk menghamburkan uang. Memprihatinkan.

Atas situasi dan kondisi Indonesia yang terus hangat oleh kisah yang terus mengalir dibuat oleh para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan. Namun, mereka malah justru terus asyik masyuk dengan tradisi dan budaya agar di 2024, Indonesia dan segala isinya, tetap mereka kuasai dan tetap mereka yang mengatur (baca: menjajah), karena Kaulah Segalanya. Kau di sini artinya harta, tahta/kekuasaan.

Tapi, mari lupakan sejenak, tentang Kaulah Segalanya versi mereka. Saya juga punya kisah tentang Kaulah Segalanya, lho. Seperti apa kisah Kaulah Segalanya versi saya.yang menjadi salah satu catatan pengalaman terbaik dalam hidup saya. Inilah kisahnya.

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengalaman adalah yang pernah dialami (dirasai, dijalani, ditanggung, dan sebagainya). Oleh karena itu, dalam setiap manusia menjalani kehidupan di dunia ini, mustahil akan berhasil bila tidak ada bekal pengalaman sesuai bidang yang ditekuni dan digeluti.

Sepandai-pandainya seseorang, setinggi-tingginya pendidikan seseorang, untuk mencapai keberhasilan hidupnya (karier, dsb), tentu akan melalui proses. Di dalam proses itu, akan ada tantangan, rintangan, cobaan, halangan, ujian, sampai kegagalan dll.

Karenanya ada ungkapan yang tidak lekang oleh waktu, yaitu "Pengalaman adalah guru terbaik."

Pengalaman terbaik
 
Terkait pengalaman adalah guru terbaik, saat saya masih aktif sebagai pendidik, banyak pengalaman terkait pendidikan dan dunianya yang saya abadikan dalam bentuk karya ilmiah yang disertakan dalam lomba inovasi pembelajaran hingga tingkat nasional. Ada yang saya abadikan dalam bentuk artikel dan  ditayangkan di berbagai majalah dan media massa nasional. Ada juga yang saya tulis dalam bentuk naskah drama dan diproduksi pementasannya oleh suatu instansi, oleh kelompok teater saya sendiri, serta berbagai kelompok teater. Ada yang saya tulis menjadi skenario film dan diproduksi filmnya oleh suatu instansi. Banyak pula yang saya tulis dalam bentuk puisi dan lagu.
 
Sebab pengalaman adalah guru terbaik, ada salah satu pengalaman terbaik yang akhirnya saya tulis menjadi lirik lagu. Lirik lagu tersebut, saya beri judul "Kaulah Segalanya". Lagu Kaulah Segalanya, saya rekam sederhana, dan saya tanyangkan dalam chanel You tube saya, supartonojw, sekadar untuk disimpan dan diabadikan, sebagai monumen bahwa saya pernah memiliki pengalaman tersebut. Dan, benar-benar menjadi guru untuk setiap langkah saya berikutnya.
 
Sepintas, dengan judul lagu Kaulah Segalanya, maka dapat langsung ditafsir bahwa lagu tersebut adalah pengalaman tentang kisah cinta antara pria dan wanita. Begitu masuk ke dalam lirik-liriknya, tentu juga akan semakin disangka bahwa lagu tersebut memang kisah cinta. Oleh karena itu, melalui artikel ini, saya coba berbagi pengalaman tentang lagu tersebut, sesuai kisah yang sebenarnya.
 
Memang, lagu tersebut benang merahnya adalah tentang rasa cinta. Tetapi sejatinya, tentang rasa cinta dari seorang guru kepada murid-muridnya, bahkan murid-murid satu angkatan atau satu level di suatu sekolah yang pernah saya menjadi bagian di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun