Inilah balasan langsung dari Allah atas sikap sebelumnya yang bisa disebut bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, kejam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sikap itu adalah zalim.
Yah, sikap zalim bisa dilakukan oleh perseorangan, kelompok, hingga golongan. Bila yang melakukan adalah perseorangan, contohnya adalah yang sakit menahun itu.Â
Kini, di depan mata, orang-orang juga telah dan terus menjadi saksi, ada yang kukuh bersikap menzalimi, yaitu menindas, menganiaya, dan berbuat sewenang-wenang.
Padahal, orang-orang yang sayang kepada mereka, sudah mengingatkan agar menghentikan sikap zalim dan menzalimi melalui berbagai cara. Namun, nampaknya mereka sudah buta mata, buta telinga dan buta hati. Tak ada pengingatan yang digubris. Luar biasa, seolah dunia ini milik mereka.Â
Mereka tetap asik-masyuk dengan tingkah polah kezaliman, yaitu bengis, kejam, tidak adil, dan merampas hak orang lain.
Orang waras jangan mengalah
Melihat fenomena kezaliman ini, banyak orang yang bilang, sing waras ngalah, orang yang waras mengalah sebab kita sedang melawan orang gila, orang zalim.
Lha, kalau yang waras ngalah, maka kezaliman akan terus bergulir, dong? Kasihan orang-orang yang ada urusan dengan orang gila yang zalim. Sampai kapan orang-orang ini akan dizalimi?
Bila yang waras ngalah, maka balasan kepada orang gila yang zalim, juga akan seperti seseorang yang zalim, balasannya masih di dunia nyata, belum di duniaNya.
Untuk itu, bagi orang yang waras, janganlah pernah mengalah kepada orang yang zalim dan menzalimi kita. Meski kita telah disakiti oleh mereka, mari terus kita balas perbuatan mereka dengan perbuatan baik.
Sadarkan mereka dengan berbagai cara dan upaya, karena perbuatan zalim itu sangat hina dan mendampak buruk kepada siapa saja yang dizalimi. Jadi, kezaliman harus dilawan!