Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ayo Garuda U-23, Sengat Lagi Timnas Australia U-23

29 Oktober 2021   10:52 Diperbarui: 29 Oktober 2021   10:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saat bentrok pertama timnas Indonesia U-23 versus timnas Australia U-23, saya berharap metafora David dan Goliath dapat terbukti. Yang lemah dapat mengalahkan yang kuat. Sayang, fakta tentang David dan Goliath memang banyak terjadi di dunia fiksi, khayalan. Di dunia nyata, meski tidak ada hal yang benar-benar mustahil, yang kuat tentu akan sulit dikalahkan oleh yang lemah.

Australia unggul segalanya, pelatih meremehkan

Kendati pasukan Garuda membikin kaget dunia karena berhasil kalah tipis dari pasukan Australia 2-3 di leg pertama. Lalu, ada media yang menulis tidak ada tim yang superior dan ranking FIFA tidak menjadi jaminan, tetap saja, timnas muda Australia unggul segalanya atas Bagus dan kawan-kawan.

Bahkan, sejak kick-off dimulai di leg pertama kemarin, setiap kali kamera televisi menyorot Trevor Morgan, pelatih timnas Australia U-23, nampak jelas ekspresi Morgan yang mengesankan meremehkan timnas Indonesia. Morgan bahkan terus duduk di bench pemain sambil senyum-senyum mengunyah permen karena sangat yakin di babak pertama Australia akan menjadikan Indonesia lumbung gol.

Begitu pertengahan babak pertama, ternyata pasukannya belum mampu menciptakan gol, bahkan pinalti yang didapat pun gagal, Morgan baru nampak gusar dan mulai berdiri di pinggir lapangan kasih instruksi. Meski begitu, anak asuhnya tetap nir gol hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, Morgan mulai lega karena akhirnya pasukanya mulai mendulang gol hingga unggul dua gol. Morgan kaget karena gasang Australia justru jebol oleh tendangan cantik Witan. Australia kembali perlebar jarak menjadi 3-1. Tetapi, lagi-lagi anak-anak Indonesia menyengat setelah Taufik bikin gol kedua hingga.kedudukan akhir 2-3.

Usai laga, Morgan pun memberikan keterangan kepada pers bahwa berdasarkan data statistik laga, Austalia unggul segalanya. Tetapi gol yang diciptkan anak asuhnya hanya tiga, barisan belakangnya pun harus ditembus dua gol oleh Indonesia. Morgan menjamin, di leg kedua, barisan depan dan belakang akan dievaluasi dan diperbaiki dan tetap yakin Australia akan melenggang masuk ke putaran final Piala Asia U-23 2022.

Australia superior, Indonesia bisa menyengat

Berdasarkan analisis data yang saya buat setelah laga pertama, saya setuju dengan pernyataan Morgan. Namun, hasil akhir yang di luar ekspetasi Morgan, adalah buah dari rasa percaya diri yang berlebihan sekaligus sikap meremehkan baik dari pelatih maupun pemain Australia di lapangan.

Karena sikap meremehkan dan menganggap enteng Indonesia, Australia yang memang unggul segalanya dari pasukan Shin Tae-yong (STy), harus tersengat dua gol yang mereka tidak duga.

Kali ini, sebagai metafor Goliath, timnas Australia U-23 memang boleh saya sebut superior di banding timnas Indonesia U-23. Catatannya yang paling mencolok adalah karena unggul postur, maka mereka akan mudah bikin gol dari bola atas dan servis bola-bola mati serta strategi jitu mencipta gol. Satu gol dari servis bola mati dan  dua gol dari permainan individu dan kolektivitas tim, adalah buktinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun