Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketulusan dan Kepercayaan

11 September 2021   22:56 Diperbarui: 11 September 2021   23:04 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tulus dan Percaya
By Supartono JW
September.11092021

Orang yang tulus
Orang yang sungguh dan bersih hati,
Suuci, jujur, tidak pura-pura,
Tulus hati, tulus ikhlas. 

Orang yang jujur
Orang yang senantiasa mengakui
Menganggap atau yakin bahwa sesuatu Benar-benar ada, karena dapat dipercaya

Reff

Kepada orang yang tulus
dan dapat dipercaya
Teruslah rawat dan pupuk sikap itu

Kepada orang yang tulus
dan dapat dipercaya
Teruslah jadi teladan
untuk diri dan orang lain

(Ada dalam.Chanel YouTube: Supartono JW)

Saat krisis moral terus menggerogoti negeri ini, tetap masih ada harapan di tengah masyarakat, karena tetap ada orang-orang yang tulus dan dapat dipercaya di tengah-tengah kita, tatkala orang-orang yang diberikan amanah maupun seharusnya amanah, malah hanya berbuat pura-pura tulus dan bersikap meyakinkan pura-pura dapat dipercaya. Padahal mereka hanya memainkan peran sesuai skenario sandiwara kepentingan dan kepentingan.

Krisis moral hingga orang-orang berpura-pura tulus dan pura-pura dapat dipercaya adalah akibat dari terpuruknya pendidikan dan keteladanan para elite pemimpin bangsa yang masih jauh panggang dari api, terlebih ditambah hadirnya pandemi corona, semakin menampakkan wujud perikemanusiaan dan perikeadilan mereka yang tetap mudah terbaca.

Kembali kepada masih adanya harapan bahwa tetap masih banyak orang yang tulus dalam setiap sikap dan perbuatannya baik untuk diri sendiri dan orang lain, juga masih banyak orang yang dapat dipercaya, bukan karena pura-pura dan sandiwara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun