Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memilukan, Pemain Sepak Bola Brutal, Perlu PEPSI dan Suporter Perlu PESSI

8 September 2021   22:05 Diperbarui: 8 September 2021   22:13 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Supartono JW

Kini PESSI yang saya buat dan ditawarkan ke PPKGBK demi membikin suporter sepak bola nasional cerdas intelegensi dan personaliti pun justru tersimpan di perpustakaan saya di rumah karena yang bertanggungjawab menjalankan PESSI adalah PSSI.

Kembali ke masalah intelegensi dan personaliti pemain, saya tahu, PSSI juga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas Negeri di Indonesia, semoga saja ada program sekelas PESSI untuk pemain sepak bola Indonesia. Karana menangani intelegensi dan personaliti itu memang harus oleh ahlinya secara akademis dan ilmiah.

Namun, bila program itu ditawarkan kepada saya, maka akan saya buat Buku Panduan Program Edukasi Pemain Sepak Bola Indonesia (PEPSI). PEPSI pun dapat menggaransi pemain sepak bola Indonesia memiliki kompetensi dan kecerdasan intelegensi dan personaliti.

Ingat, menjadi pesepak bola adalah pekerjaan dan banyak yang sudah menjadikan profesi dan gantungan hidup mencari nafkah. Jadi, pesepak bola pun wajib memiliki standar kompetensi layaknya profesi pekerjaan lain.

Pesepak bola juga seharusnya lulus kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Prefesional, dan Sosial. Bila saya dipercaya oleh PSSI untuk meramu panduan PEPSI, maka ujungnya Timnas Sepak bola Indonesia akan berisi kumpulan pemain yang lulus standar TIPS pemain, karena para pemain juga lulus dalam kompetensi pedagogi, kepribadian, profesional, dan sosial.

Dalam sepak bola internasional, saya sudah menulis, keberhasilan Roberto Mancini (RM) menjadikan Italia jawara Euro 2020, adalah karena RM adalah pelatih pedagogik. Kata lainnya, RM pun kompeten dalam kepribadian, profesionalisme dan sosial.

Oleh karena itu, agar tak terulang insiden pemain brutal, menyikapi dan membahasnya jangan hanya instan dan temporer klausul, juga bukan narasi dan narasi. Wajib ada wujud programnya, dipraktikan, ada pendidikan, pelatihan, pembinaan, standar lulus, dan pengawalan (upgrade) berkesinambungan dan berjenjang.

Ayo PSSI, mau program PESSI untuk suporter? Juga program PEPSI untuk pemain? Sepak bola sudah bisnis, profesi, profesional, harus ditangani sumber daya manusianya (SDM) pemain dan suporter secara benar dan akademis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun