Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Laga Pembuka Kondusif, Pertandingan Tak Greget, Laga ke-2 Jangan Membosankan!

28 Agustus 2021   10:36 Diperbarui: 28 Agustus 2021   10:38 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Laga pembuka kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 antara Bali United versus Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) berjalan lancar dan kondusif. Bali United pun mampu mengemas 3 poin perdana setelah menudahi perlawanan si Macan Putih dengan skor 1-0.

Artinya, dari 3 laga awal yang dijadikan sebagai ujian agar kompetisi dapat terus dilangsungkan sesuai persyaratan protokol kesehatan ketat, laga ke-1= lulus. Para suporter pun disiplin menonton pertandingan di rumah saja.

Kini tertersisa dua laga ujian lagi. Laga ke-2, yaitu Persipura Jayapura melawan Persita Tangerang pada Sabtu, 28 Agustus 2021 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Laga ke-3, Bhayangkara FC melawan Persiraja Banda Aceh pada Minggu, 29 Agustus di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.

Belum menarik, membosankan

Kendati laga pembuka atau ke-1= lulus sesuai aturan protokol kesehatan, namun bentrok antara Bali United melawan Persik Kediri terbilang belum menarik. Laga berjalan dengan tempo lambat, skema dan strategi bertanding kedua tim pun masih belum nampak sebagai laga layaknya kompetisi kasta tertinggi di negara lain.

Secara kasat mata yang terlihat, sebagai juara bertahan, Bali United berusaha tampil menyerang, sementara Persik Kediri tampil tertutup, konsentrasi di barisan pertahanan.

Namun, secara keseluruhan permainan kurang menarik. Aliran bola sering tersendat. Bahkan pemain dari kedua tim sangat sering salah melakukan passing, bermain tidak simpel, banyak pemain yang tetap memaksa mengumpan atau melewati lawan bak sepak bola zaman kuno. Banyak kesalahan elementer yang seharusnya tak banyak terlihat di sepak bola level tertinggi.

Laga kedua tim pun mengingatkan penampilan timnas Indonesia yang di beberapa waktu juga lebih banyak tampil seperti demikian, karena budaya bermain di kompetisi klub terbawa ke timnas.

Pelatih harus upgrade diri

Dari laga tersebut juga nampak, bahwa cara bermain dengan strategi yang diterapkan itu, adalah hasil dari apa yang selama ini ditorehkan oleh si pelatih kepada para pemain.

Seharusnya, sepak bola kasta tertinggi, sudah bermain dengan gaya sepak bola modern. Gaya tersebut tercermin dari gelaran Piala Eropa 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun