Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perunggu, Perak, Emas = Bendera Merah Putih Berkibar

3 Agustus 2021   11:15 Diperbarui: 3 Agustus 2021   12:28 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar sejak 23 Juli dengan mempertandingkan 33 cabang olahraga yang mencakup 47 disiplin dan memperebutkan 339 medali emas masih akan berlangsung hingga 8 Agustus 2021. Tetapi, 28 atlet yang mewakili Indonesia di ajang ini telah usai melaksanakan tugasnya Selasa (2/8/2021) sesuai cabang olahraga masing-masing.Usainya tugas 28 atlet yang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia, dibuktikan oleh 6 atlet yang berhasil pulang membawa medali sebagai kado manis Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-76.

Skor Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan=76

Bahkan, warganet dan netizen ditanah air sampai membuat meme apresiasi tentang kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu atas pasangan ganda putri China,  Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan skor 21-19, 21-15 dalam tempo 55 menit. Meme itu adalah menjumlahkan skor 21+19+21+15=76.

Luar biasa. Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, tentu tidak merekayasa angka skor yang mereka ciptakan. Tidak ada intrik dan taktik apalagi unsur kesengajaan agar jumlah skor yang mereka dapatkan menjadi 76.

Dengan begitu, satu-satunya medali Emas yang diraih Indonesia di Olimpiade kali ini, ternyata jumlah skor akhir yang mengantar emas berjumlah 76, persis sesuai usia kemerdekaan RI di bulan Agustus 2021.

Sungguh hal ini benar-benar suatu kebetulan yang yakin membuat arwah para pahlawan yang telah gugur merebut kemerdekaan dari tangan penjajah kolonialisme bangga. Sebab ada anak bangsa yang membalas perjuangan mereka dengan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia yang 76 tahun lalu mereka perjuangkan dengan darah dan nyawa.

Hal ini sangat kontradiksi dengan sebagian rakyat Indonesia yang lain, mengibarkan Bendera Murah Putih serentak sejak 1-31 Agustus 2021 saja masih banyak yang tidak peduli, khususnya rakyat yang sudah memiliki Bendera, atau yang mampu membeli Bendera, tetap saja di depan rumahnya hingga hari ini, belum ada pengibaran Bendera Merah Putih.

Kondisi ini, pasti membuat sedih arwah para pahlawan, terlebih stakeholder terkait juga nampak santai dan membiarkan, padahal menyoal Bendera ada Undang-Undangnya.

Betapa susahnya para pahlawan hingga dapat mengibarkan Bendera Merah Putih dan taruhannya nyawa, tapi hingga kini stakeolder terkait di negeri ini, sekadar bersyukur mengibarkan Bendera Merah Putih saja tidak. Di mana rasa memiliki, rasa nasionalismenya? Tapi kisruh, rusuh, tak empati, tak simpati, korupsi, kekuasaan, jabatan justru terus menjadi melodi ambisi yang mengingkari rasa syukur, tahu diri, dan balas budi kepada para pahlawan.

Sekadar mengibarkan Bendera Merah Putih di depan rumah sendiri saja tak dilakukan.

Jauh sekali bedanya dengan perjuangan Greysia dan Apriyani, yang justru mengibarkan Bendera Merah Putih di tanah orang, di Jepang, dalam kancah pesta olahraga multi cabang yang diikuti oleh seluruh negara di dunia dari 6 Benua.

Itu semua tentu untuk para pahlawan dan Indonesia, yang ternyata tanpa sadar skor yang mereka ciptakan berjumlah sama dengan HUT RI=76 diiringi derai air mata terharu dan bangga tak terkira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun