Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Balik Lolosnya Inggris, Ada Kecerdikan Southgate dan Kerendahan Hati Grealish

8 Juli 2021   12:32 Diperbarui: 8 Juli 2021   12:39 4834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa pun yang dilakukan oleh seseorang, dengan latar belakang dan tujuan serta niat yang benar dan baik, didukung oleh kecerdikan dan kerendahan hati, tentu akan dimudahkan dan dilancarkan untuk tercapai. (Supartono JW.08072021)

Dalam gelaran Euro 2020, saya sudah menyoroti sepak terjang Roberto Mancini yang sudah membawa Gli Azzurri memecahkan rekor 16 kali kemenangan tanpa kalah sepanjang Euro 2020 dan memberikan pelajaran kepada publik sepak bola dunia pada umumnya, dan khususnya kepada pembina dan pelatih sepak bola di Indonesia mulai dari akar rumput hingga timnas, bahwa semua pemain yang dipilih masuk dalam skuatnya adalah starter, pemain utama.

Karenanya saya menjuluki Mancini sebagai Pelatih Pedagog. Pelatih yang paham kognisi, afektif, dan psikomotor pemain, sehingga semua pemain dalam skuatnya percaya diri dan memiliki mental yang kuat menjadi pemenang di setiap laga.

Di Copa America 2021, saya gregetan dengan sikap Lionel Scaloni yang berbanding terbalik dengan Mancini. Dalam situasi krusial dan genting, di babak gugur, dia lebih memilih menyimpan pemain berpengalaman dan terus membiarkan pemain yang kurang kontributif dan kurang berkembang masih berlaga. 

Dan, nyatanya terbukti, begitu pemain berpengalaman diturunkan mengganti pemain yang tak berkembang, Lionel Messi jadi lebih mudah bermain. Tapi sayang, Scaloni cukup terlambat dalam mengambil keputusan. Untung saja dewi fortuna masih berpihak kepada Argentina, sehingga bisa berjumpa Brasil di final. 

Catatan khusus yang sorot kepada Roberto Mancini dan Lionel Scaloni, saya tulis berdasarkan kesimpulan dari data dan fakta yang saya saksikan di lapangan. Pun juga berdasarkan analisis media massa, dan suara bising komentator di televisi nasional.

Gareth Southgate tak suka didikte

Selain Mancini dan Scaloni, terbaru, sikap
Gareth Southgate terhadap Jack Peter Grealish dalam partai hidup mati Inggris meladeni Denmark di semi final, memancing kontroversi. 

Bahkan beberapa media massa menulis judul berita Jack Peter Grealish dipermalukan oleh sang pelatih Gareth Southgate di hadapan puluhan ribu publik sendiri, juga oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia Stadion Wembley.

Benarkah Jack Grealish atau Jack Peter Grealish dipermalukan oleh pelatih The Three Lions Gareth Southgate? Bila ada media massa yang sampai menulis Jack Grealish dipermalukan Gareth Southgate, rasanya sangat berlebihan bila tak menyaksikan sendiri apa latar belakang Jack Grealish dimasukkan dan kemudian ditarik ke luar lagi.

Saat itu, peristiwanya Inggris sedang dalam kebuntuan karena permainan Denmark yang terus berkembang masih memaksa skor 1-1. Akhirnya, Southgate yang bertipikal tak mau didikte oleh siapapun pun mengambil keputusan jitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun