Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nadiem Mendikbudristek, Indonesia Diam?

29 April 2021   21:40 Diperbarui: 29 April 2021   21:43 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jauh sebelum kesalahan yang dianggap fatal tersebut, kinerja Nadiem Makarim secara substansi malah sudah disorot publik sehingga layak dievaluasi.

Tetapi bila ternyata Nadiem dipertahankan, lalu apa alasan kuat untuk terus mempertahankan Nadiem?

Nadiem Sowan Megawati

Di tengah isu reshuffle, sang menteri ternyata sempat sowan dan menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Malah, pertemuan itu sempat diunggah dalam akun Instagram resmi Nadiem, lengkap dengan kisahnya:
"Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila," tulis Nadiem, dalam caption foto unggahannya itu.

Nadiem pun menjelaskan bahwa Ia banyak belajar dari pengalaman Megawati. Tak pelak, pertemuan yang disertai swafoto dan berlangsung di tengah kencangnya isu reshuffle kabinet, langsung membikin publik Indonesia menerka bahwa  ada apa-apa di balik sowannya itu.

Banyak pihak yang berpikir, karena Nadiem diisukan paling santer yang akan direshuffle, maka pertemuan dengan Megawati nampaknya jadi kontrak tersendiri karena posisinya tidak aman, hingga Presiden Jokowi tetap mau mempertahankan Nadiem dalam Kabinetnya.

Sandiwara politik elite partai di Indonesia, mau sebagus apa pun skenarionya, akan tetap mudah bagi publik membaca arahnya, terlebih aktor-aktor yang jadi pemerannya, juga sudah terukur kapasitas dan kompetensi aktingnya.

Malah, Nadiem memberi sinyal tentang belajar kepada Megawati di tengah isu reshuffle, sehingga publik pun langsung pesimis, Presiden Jokowi akan menendang Nadiem dari Kabinetnya, meski rapornya dianggap merah dan layak diganti.

Adegan Nadiem menghadap Megawati, diyakini publik juga tak lahir tanpa skenario di saat rapornya merah. Tetapi, meski rapor merah, dalam dunia politik, karena ada intrik dan taktik, serta siapa.yang berkuasa dan menjadi sutradara, tetap saja masih dianggap lulus. Berbeda di sekolah, bila siswa rapornya merah, dan merahnya di mata pelajaran yang regulasinya tak boleh merah, maka siswa mustahil lulus.

Berkah atau musibah untuk Indonesia

Teka-teki Nadiem akhirnya tak direshuffle, bahkan diberikan jabatan yang nambah, sungguh diluar pemikiran normal publik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun