Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Kartini ke-57, Mendarah Daging

20 April 2021   22:41 Diperbarui: 20 April 2021   23:24 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan Presiden Nomor 108 pada 2 Mei 1964, peringatan Hari Kartini (HK) tahun ini adalah edisi yang ke-57.Kemudian, sejak pandemi corona hadir di dunia, peringatan HK tahun ini menjadi yang ke-2 di tengah Covid-19 yang masih konsisten merajalela di dunia dan nusantara.

Sebelum Covid-19 melanda, tradisi peringatan HK, khusus untuk wanita identik dengan perayaan mengenakan Kebaya. Lalu, dilanjutkan dengan budaya mengenakan kostum adat di seluruh nusantara di setiap instansi, institusi, dan sekolah.

Tradisi peringatan, mendarah daging

Sebelum corona datang dua tahun ini, praktis selama 55 tahun peringatan HK, sejatinya bentuk kegiatannya hanya mengulang-ulang saja plus pemaknaan yang juga hampir sama. Namun, pengulangan-pengulangan kegiatan, justru semakin membikin masyarakat semakin hafal di luar kepala menyoal HK.

Peringatan HK, sejak pertama ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, pun identik dengan perayaan di seluruh instansi dan istitusi, terutama dibudayakan di sekolah. Karenanya, setiap siswa dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi (PT) tentu terus lekat dan mendarah daging dengan HK.

Hal ini juga menjadi keuntungan tersendiri, sebab golongan masyarakat terdidik terus menjadi panutan masyarakat lain. Perayaan HK yang mendarah daging di sekolah dan PT serta instansi-instansi, menjadi pemicu menyebarnya pesan-pesan edukatif menyoal keteladanan Kartini, bukan hanya untuk kaum wanita, tapi juga untuk kaum lelaki dan seluruh rakyat Indonesia.

Menurut saya, tradisi yang mendarah daging dan merasuk ke dalam setiap hati dan pikiran masyarakat, maka menjadi pembelajaran nonformal yang justru merasuk dengan sendirinya ke dalam jiwa masyarakat. Tanpa disadari, dengan sendirinya nilai-nilai dan spirit keteladanan Kartini, tertancap dan menancap di hati dan pikiran masyarakat.

Untuk itu, saat perayaan peringatan HK terkendala oleh kehadiran corona, saya merasakan ada tradisi yang terpaksa terputus. Pasalnya, tradisi peringatan HK harus dijalankan dengan cara protokol Covid-19.

Kepeloporan dan keteladanan

Tradisi perayaan HK, memang wajib terus digaungkan dari generasi ke generasi, sebab Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan pejuang sekaligus pelopor kemajuan kaum wanita di Indonesia.

Berkat pemikiran dan usahanya, perempuan-perempuan Indonesia memiliki pendidikan dan hak yang sama dengan laki-laki.

Karena jasanya, maka hari lahir RA Kartini pada 21 April 1879 di Mayong Jepara,  setiap tanggal 21 April di Indonesia diperingati sebagai HK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun