Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Membaca, Maka Tak Tahu dan Jangan Sok Tahu

19 Januari 2021   18:17 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:24 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atas kondisi ini,  budaya membaca masyarakat pun semakin ke sini lebih pada sekadar membaca judul dan membaca sekadar yang disuka atau diminati.

Sudah begitu, tanpa membaca dan hanya sekadar membaca judul atau sekadar mendengar kisah atau cerita yang belum tentu valid kebenarannya, sudah sok tahu, mengambil kesimpulan, dan mempengaruhi orang lain pada hal yang lebih banyak sisi negatif dan tak edukatif 

Itulah pangkal sebab mengapa pendidikan di Indonesia terus terpuruk terutama menyoal membaca sebagai pondasi kecerdasan bangsa.

Paradigma membaca arti luas

Telah kita buktikan bahwa bila tak membaca, tak cerdas matematis, dan tak melek pengetahuan teoritis dan umum, maka lengkaplah paket menuju kebodohan abadi untuk diri sendiri, orang lain, keluaraga, lingkungan, bangsa dan negara.

Karenanya, dalam kesempatan ini, saya tidak akan membahas tentang membaca dari sudut pandang kamus, jenis, teori, maupun sudut pandang ahli bahasa. Masyarakat kita, terutama anak-anak generasi usia dini dan usia muda, serta usia tua yang belum memahami betul tentang dunia membaca, wajib diberikan paradigma membaca dalam arti luas.

Sebab, secara ilmiah, manusia yang memiliki pengetahuan dari membaca, maka akan meningkat daya intelegensinya, meningkat daya analisisnya, meningkat kematangan emosionalnya, meningkat rasa sosialnya, meningkat daya imajinasinya, serta meningkat daya kreatif dan inovatifnya. 

Dan, pada akhirnya mampu menyelesaikan masalah, mampu membantu penyelesaian masalah dan menjadi ujung tombak solusi dan solusi dari berbagai benang kusut dirinya, orang lain hingga masalah bangsa dan negara.

Apakah membaca yang dimaksud hanya sekadar membaca tulisan, buku, berita dan lainnya  berupa tulisan? Sejatinya definisi membaca memang sudah harus diubah sesuai perkembangan zaman.

Membaca bukan lagi sekadar melihat tulisan, mengeja atau melafalkan tulisan, mengucapkan tulisan, hingga memperhitungan/memahami isi tulisan/simbol/gambar dan lainnya.

Namun pemahaman membaca yang seharusnya kini lebih merasuk kepada masyarakat adalah menyoal apa yang terkait dalam membaca secara khusus, yaitu kegiatan yang diartikan membaca adalah menonton, mengamati, mengintip, menengok, memperhatikan, menyimak, memandang, menyaksikan yang menggunakan indera mata, serta merasakan dan menyelami yang mengandalkan indra pengecap, pendengar, dan perasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun