Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kota-kota di Antara Slogan dan Julukan

17 Desember 2022   09:57 Diperbarui: 19 Desember 2022   17:45 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta di waktu malam. Sumber: dokumentasi pribadi

Pemprov DKI Jakarta baru saja meluncurkan sebuah slogan baru untuk ibu kota negara tercinta ini. Tidak lagi "Maju Kotanya, Bahagia Warganya", tetapi kini mengusung slogan baru "Sukses Jakarta untuk Indonesia". Penggantian yang diduga tanpa kajian mendalam itu segera memantik polemik.

Penggantian sebuah slogan, moto ataupun tagline tentu saja boleh dilakukan. Namun, seperti diingatkan Yuswo Hady, seorang pakar pemasaran, "Penggantian sebuah slogan adalah sesuatu yang sangat fundamental, strategik dan substantif." Jangan sampai terkesan asal ganti. Apalagi sampai dituding berbau politis.  

Pada dasarnya slogan atau motto sebuah kota adalah untuk membangun suatu City Branding. Sebuah strategi untuk menciptakan sebuah jenama yang bercitra positif, mudah diingat dan diharapkan tertanam dalam benak masyarakat dalam waktu lama. Namun, tentu saja untuk itu perlu konsistensi.

Bagaimana dengan Jakarta? Bisa dibilang tiap ganti gubernur, ganti slogan. Setidaknya sejak tahun 2012. Pada periode 2012-2017, misalnya, ada slogan "Jakarta Baru". Lalu pada 2017-2022, "Maju Kotanya, Bahagia Warganya". Dan di masa transisi 2022-2024 saat ini, Jakarta kembali mengganti slogan menjadi "Sukses Jakarta untuk Indonesia".  

Akhir pekan lalu, saya baru saja mengunjungi "Kota Seribu Sungai". Anda pasti tahu kota yang saya maksudkan. Persis, kota Banjarmasin namanya. Kota yang dikitari Sungai Martapura dan Sungai Barito ini memiliki slogan menarik, yakni "Kayuh Baimbai".

Banjarmasin, Kota Seribu Sungai. Sumber: dokumentasi pribadi
Banjarmasin, Kota Seribu Sungai. Sumber: dokumentasi pribadi
Dalam bahasa Banjar, slogan itu berarti "Mendayung bersama-sama". Cukup menarik! Namun, sejujurnya saya masih lebih suka slogan di era sebelumnya, yakni "Bungas", yang artinya cantik, menarik, dan eksotis. Lebih pas untuk mempromosikan kota ini sebagai destinasi wisata nan memikat.

Slogan kota sejatinya ada di mana-mana. Tidak hanya kota-kota di Indonesia. Tetapi, juga di banyak kota ternama di seluruh dunia. Dari Asia, Afrika, Eropa, hingga Amerika. Bahkan banyak di antaranya yang meraih popularitas sampai melintasi benua. Slogan Las Vegas, contohnya, "What happens here, only happens here".

Las Vegas,
Las Vegas, "The Sin City". Sumber: dokumentasi pribadi

Slogan kota judi berjuluk "Sin City" itu sebelumnya adalah "What happens here, stays here". Mantra ajaib yang telah digunakan kota Las Vegas- AS sejak tahun 2003 itu terbukti sangat sukses. Dan inilah salah satu slogan kota paling populer di dunia. Sejajar dengan slogan kota New York yang begitu mendunia "I Love New York".

Sejarah slogan atau moto kota ternyata telah dimulai di Sevilla, Spanyol, pada abad ke-13. Di era pemerintahan Raja Alfonso X (Alfonso X of Castile) kala itu, ibu kota Andalusia itu sudah memiliki moto, yakni "No me ha dejado". Artinya, "Dia [Sevilla] tidak meninggalkanku". Sebuah slogan yang hingga kini masih digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun