Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Serangan di Jantung Kota Istanbul

17 November 2022   18:29 Diperbarui: 17 November 2022   19:53 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Recep Tayyip Erdogan hampir saja membatalkan perjalanannya ke Bali pada Minggu, 13 November 2022 lalu. Pasalnya, menjelang keberangkatan ke KTT G20 Bali itu, Presiden Turkiye itu harus menerima kabar sedih dari Istanbul. Sebuah serangan bom mengguncang Jalan Istiklal-Beyoglu di jantung kota Istanbul. 

Istanbul memang sebuah metropolis yang menakjubkan. Kota yang pernah dikenal sebagai Bizantium dan Konstantinopel itu selalu bertengger di deretan atas sebagai salah satu destinasi wisata favorit wisatawan global. Tahun 2019, misalnya, bekas pusat kekaisaran Ottoman itu sukses menarik sedikitnya 14.7 juta wisatawan.

Akan tetapi, di balik popularitasnya sebagai destinasi wisata, Istanbul juga kerap menjadi sasaran serangan teroris. Dalam dua dekade terakhir saja, kota bersejarah yang terletak di antara dua benua itu, telah belasan kali diserang bom bunuh diri dari beberapa kelompok teroris.  

Serangan teranyar baru saja terjadi pada Minggu, 13 November 2022 lalu. Sebuah bom meledak di Jalan Istiklal, sebuah kawasan perbelanjaan yang selalu ramai dipadati turis maupun warga lokal. Bisa dibayangkan akibatnya. Korban pun berjatuhan. Sedikitnya 6 orang meninggal dan lebih dari 80 lainnya luka-luka.

Polisi Turkiye di Jalan Istiklal. Sumber: Umit Bektas / Reuters /www.aljazeera.com
Polisi Turkiye di Jalan Istiklal. Sumber: Umit Bektas / Reuters /www.aljazeera.com
Kejadian itu jelas membuat Presiden Erdogan murka. Apalagi Turkiye sejatinya sedang menikmati lonjakan kunjungan wisatawan dunia. Dan serangan bom yang terjadi di salah satu kawasan wisata populer di Istanbul itu pun bak mencoreng wajah Turkiye untuk ke sekian kalinya.

Istiklal Avenue, yang di masa lalu pernah disebut sebagai "The Grand Avenue of Pera", adalah sebuah kawasan pejalan kaki di Beyoglu. Sebuah distrik bersejarah yang berada di sisi Eropa. Jalan Istiklal membentang sekitar 1.4 km dari Tunel, stasiun kereta bawah tanah pendek di Istanbul, hingga Taksim Square. Puluhan toko, galeri, teater, restoran dan kafe memadati kedua sisi jalan terkenal itu.

Jauh sebelum serangan di Jalan Istiklal itu, Istanbul sebetulnya sudah cukup sering menjadi sasaran berbagai serangan teroris. Bahkan Istiklal Avenue dan Taksim Square pun sudah pernah diserang di masa lalu. Pada 31 Oktober 2010, misalnya, sebuah serangan bom bunuh diri dilakukan di Taksim Square. Tidak jauh dari lokasi terjadinya bom pada Minggu lalu.

Taksim Square, Istanbul. Sumber: Bertil Videt / wikimedia.org
Taksim Square, Istanbul. Sumber: Bertil Videt / wikimedia.org
Tidak kalah mengejutkan adalah serangan bom lainnya pada 6 Januari 2015. Lagi-lagi serangan bom ini menyasar kawasan yang dipenuhi banyak wisatawan. Bom yang diledakkan Diana Ramazova dari Dagestan itu, menghantam sebuah kantor polisi di distrik Sultanahmet. Kawasan wisata ternama tempat berdirinya Blue Mosque dan Hagia Sophia.

Setahun berikutnya, yakni pada tanggal 12 Januari 2016, kawasan Sultanahmet sekali lagi menjadi target serangan kelompok yang terkait ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Serangan pada pagi hari di dekat Masjid Biru itu mengakibatkan 13 warga asing tewas dan melukai 14 lainnya.

Polisi-polisi Turkiye berjaga di kawasan Sultanahmet. Sumber: picture-alliance/dpa/H.Pickett/www.dw.com
Polisi-polisi Turkiye berjaga di kawasan Sultanahmet. Sumber: picture-alliance/dpa/H.Pickett/www.dw.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun