Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sisipan Doa di Tembok Ratapan

9 November 2022   09:07 Diperbarui: 9 November 2022   16:47 4671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Western Wall atau Tembok Ratapan di Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi

Tembok-tembok terkenal terbentang luas di berbagai belahan dunia. Dari Great Wall di China, Berlin Wall di Jerman, sampai Hadrian's Wall di Inggris. Namun, di antara semua tembok itu, Western Wall (Tembok Barat) di Yerusalem memiliki makna sangat spesial. Selain memiliki nilai historis, tembok ini juga dianggap sangat suci oleh bangsa Yahudi. 

The Western Wall (dalam bahasa Ibrani: HaKotel HaMa'aravi atau disingkat sebagai Kotel) adalah sebuah tembok batu kapur kuno yang berdiri di Jewish Quarter di Kota Tua Yerusalem. Tembok ini juga sangat populer dengan julukan Tembok Ratapan (The Wailing Wall). 

Tembok Barat, yang dalam Islam disebut "the Buraq Wall" itu, sejatinya merupakan sisa dari dinding Bait Suci Kedua yang dibangun oleh Herodes yang Agung pada tahun 516 SM. Bait Suci Kedua itu dibangun di lokasi yang kini dikenal sebagai Temple Mount (Bukit Bait Suci) atau Bukit Moriah. Tempat berdirinya Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa saat ini. 

Tembok Ratapan, tempat suci bagi orang Yahudi di Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi
Tembok Ratapan, tempat suci bagi orang Yahudi di Yerusalem. Sumber: dokumentasi pribadi
Di tempat yang sama ini pula orang Yahudi percaya menjadi tempat berdirinya Bait Suci (Kenisah) Pertama yang dibangun Nabi Sulaiman pada tahun 1000 SM. Akan tetapi, jika Bait Suci Pertama dirobohkan oleh Raja Nebukadnezar II dari Babilonia pada tahun 586 SM, maka Bait Suci Kedua dihancurkan pasukan Romawi di era Kaisar Titus pada tahun 70 Masehi.

Satu-satunya bagian yang tersisa dari Bait Suci Kedua itu adalah Tembok Barat inilah. Alhasil, Tembok Barat ini pun dipuja-puja karena meskipun letaknya di sisi luar, tetapi paling dekat dengan Temple Mount yang dianggap suci itu. Sedangkan bagian dalam dari Temple Mount, yang kini merupakan lokasi kompleks Al-Aqsa, terlarang bagi orang Yahudi untuk beribadah.

Dome of the Rock di Temple Mount (al-Haram al-Sharif) yang kini juga dikenal sebagai Kompleks Masjid Al-Aqsa. Sumber: dokumentasi pribadi
Dome of the Rock di Temple Mount (al-Haram al-Sharif) yang kini juga dikenal sebagai Kompleks Masjid Al-Aqsa. Sumber: dokumentasi pribadi

Seperti diketahui, hingga kini Pemerintah Israel masih mempertahankan Status Quo dari kawasan Temple Mount (al-Ḥaram al-Sharīf).    Hanya umat Islam yang diijinkan berdoa di tempat ini. Sedangkan kaum Yahudi atau non-Muslim lainnya boleh masuk di waktu tertentu. Itupun hanya untuk kunjungan wisata. Tidak boleh ada kegiatan ibadah apapun.

Dengan demikian maka Tembok Barat memang yang paling cocok sebagai tempat 'ibadah' bagi kaum Yahudi. Lagipula bagi mereka, tembok ini tidak ikut hancur karena di sinilah berdiam "Shekinah" (Kehadiran Illahi). Berdoa di Tembok Ratapan sama artinya dengan berdoa kepada Tuhan. 

Orang Yahudi berdoa dan menyisipkan kertas doa di Tembok Ratapan. Sumber: dokumentasi pribadi
Orang Yahudi berdoa dan menyisipkan kertas doa di Tembok Ratapan. Sumber: dokumentasi pribadi
Begitulah, orang Yahudi pun selalu berdoa dengan khusyuk di Tembok Barat. Dengan satu tangan menyentuh dindingnya. Sejumlah doa lalu ikut dipanjatkan melalui kertas-kertas kecil yang disisipkan di dinding temboknya. Mereka menyampaikan keluhan, harapan dan berterima kasih.

The Western Wall sejatinya memiliki panjang sekitar 488 meter. Namun, saat ini tembok yang berada di sisi barat dari bekas Bait Suci Kedua itu, hanya tersisa sepanjang 60 meter. Nama tembok ini awalnya memang hanya dikenal sebagai Tembok Barat, sesuai dengan posisinya di sisi barat dari Bait Suci Kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun