Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kota-kota yang "Tenggelam", dari Venice hingga Jakarta

18 Oktober 2021   09:38 Diperbarui: 14 April 2022   06:19 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Piazza San Marco, Venice pada 15 Nov 2019 lalu. Sumber: Getty images/AFP/ www.forbes.com

Beban hidup tidak hanya milikmu. Juga bukan cuma milikku. Sebuah kota pun ternyata memiliki beban yang maha berat. Tidak percaya? Sebuah studi memaparkan berat sebuah kota dan potensi tenggelamnya kota itu jika tidak sanggup lagi menanggung beban berat kotanya. 

San Francisco, misalnya, diperkirakan menanggung beban berat bangunan sekitar 1.6 trilyun kg menurut sebuah studi yang dilakukan Tom Parsons, seorang pakar gempa bumi di U.S. Geological Survey. Berat ini saja sudah membuat permukaan kota indah di California Utara itu telah menurun lebih dari 7.6 cm.

Studi ini memang tidak terlepas dari kian menurunnya sebagian permukaan tanah di kawasan downtown kota San Francisco, Amerika Serikat (AS). Bahkan Millennium Tower, sebuah kondominium setinggi 197 meter yang baru dibangun pada tahun 2009 lalu, telah tenggelam sekitar 41 cm selama satu dekade terakhir.

Golden Gate Bridge- San Francisco yang tertutup kabut. Sumber: dokumentasi pribadi
Golden Gate Bridge- San Francisco yang tertutup kabut. Sumber: dokumentasi pribadi
Perubahan tingkat permukaan tanah yang disebabkan berbagai bangunan pencakar langit menjadi masalah kian serius di wilayah pesisir. Maklum saja, wilayah ini yang paling rentan terhadap meningkatnya permukaan air laut akibat perubahan iklim global. Belum lagi ekstraksi air tanah yang berlebihan ikut mempercepat proses "tenggelamnya" kota tersebut.

Ekstrasi air tanah, salah satu penyebab menurunnya sebuah kota. Sumber: www.citiesforum.org
Ekstrasi air tanah, salah satu penyebab menurunnya sebuah kota. Sumber: www.citiesforum.org
Jadi bukan sesuatu yang mengejutkan jika Joe Biden, Presiden AS, pun pernah menyinggung isu ini pada Agustus 2021 lalu. Komentarnya bahkan sempat ramai ditanggapi di tanah air. Padahal apa yang disampaikannya hanyalah sebuah informasi yang sudah beredar luas beberapa tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018, sebagai contoh, BBC (British Broadcasting Corporation) pernah mengulas isu ini dengan tajuk sensasional, "Jakarta, the fastest-sinking city in the world." (Jakarta, kota tercepat tenggelam di dunia). Bukan hanya BBC, situs Wikipedia juga menyebutkan hal yang hampir sama.

Sebuah kawasan di Jakarta Utara. Sumber: dokumentasi pribadi
Sebuah kawasan di Jakarta Utara. Sumber: dokumentasi pribadi
Situs 'World Economic Forum' pun pernah menempatkan Jakarta bersama 10 kota lain di dunia yang terancam menghilang pada tahun 2100. Di antaranya, Venice- Italia, Bangkok- Thailand, Dhaka- Bangladesh, Lagos-Nigeria, Miami- AS, New Orleans-AS, Rotterdam- Belanda dan Jakarta.

Lalu benarkah prediksi ini? Tentu bisa saja terjadi jika kota-kota tersebut tidak melakukan upaya apapun. Selain mengurangi beban kota, deretan kota di atas ini pun telah melakukan berbagai upaya lain untuk melindungi bencana yang bisa saja terjadi di masa depan.

Dari berbagai sumber, mari kita kunjungi beberapa kota yang diprediksi bakal tenggelam itu. Dari Venice di Italia, New Orleans dan Miami di Amerika Serikat dan Bangkok di Thailand. Oh, sedihnya, termasuk Jakarta juga. :(

Venice- Italia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun