Bulan Juni telah bergulir. Di bisnis pariwisata, bulan Juni menandai masa puncak meraup cuan. Permintaan tiket pesawat, reservasi hotel, maupun pembelian paket wisata (full-package tour), biasanya makin menanjak di bulan yang termasuk 'high season' ini. Hal ini tentunya berhubungan dengan musim liburan sekolah yang dimulai di awal bulan Juli di Indonesia. Begitu pula bertepatan dengan liburan musim panas di berbagai belahan dunia lainnya yang berlangsung dari Juli hingga Agustus. Namun, Juni di tahun ini sepertinya tidak berbeda dengan Juni kelabu setahun yang lalu.
Industri pariwisata masih tetap tiarap. Atmosfer 'high season' yang biasanya terlihat di bulan Juni ini telah lama menghilang. Jangankan berpikir liburan panjang, bergerak dari satu kota ke kota lain di provinsi yang sama saja tidak lagi sebebas dulu, apalagi perjalanan wisata ke destinasi wisata di mancanegara. Bisnis wisata sejatinya belum beranjak dari stagnasi panjang sejak merebaknya pandemi pada Maret 2020 lalu.
Kini Juni kembali datang menyapa. Musim puncak wisata yang biasanya selalu ditunggu ini, sekali lagi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar pintu destinasi dunia masih tertutup rapat bagi perjalanan wisata.Â
Negara-negara yang sempat merancang pembukaan "travel bubble"Â antar mereka pun terpaksa harus ditunda. Pandemi covid-19 ternyata belum juga berlalu.
Di industri pariwisata global, bulan ke-6 dalam kalendar Gregorian ini termasuk di periode 'high season' yang di wilayah northern hemisphere (belahan bumi utara) jatuh di awal musim panas. Sedangkan bulan yang sama berbalik menjadi 'low season' di bagian southern hemisphere (belahan bumi selatan) yang bertepatan dengan musim dingin.
Pasalnya, di kawasan berlibur musim dingin ini selalu dibanjiri wisatawan yang khusus datang untuk bermain ski atau berbagai olahraga musim dingin lainnya.
Lebih jelasnya, industri pariwisata di wilayah northern hemisphere, seperti Eropa, Amerika Utara, Mediterania, Afrika, Asia, dan lain-lain, mengenal istilah 'low season' atau juga disebut 'off season', yakni antara bulan November - Maret.Â
Lalu, 'shoulder season' yang umumnya berlaku di negara-negara yang bisnis wisatanya kian sibuk di periode April sampai pertengahan Mei. Dan juga antara September ke Oktober (musim gugur).