Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dan Waktu Pun Seakan Berhenti di Kota Fenghuang

22 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 22 Februari 2021   13:32 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika malam tiba di Fenghuang- Hunan. Sumber: koleksi pribadi

Fenghuang di penghujung musim gugur. Gerimis pagi baru saja berlalu. Sisa hujan masih meninggalkan jejak di jalanan kota yang basah. Sementara itu, di bibir sungai Tuojiang, deretan rumah panggung nampak berkilauan diterpa matahari yang baru muncul. Dan seakan menyapa ke kota kuno ini, "Cao An, Fenghuang!"

Kota kuno Fenghuang atau juga disebut "Phoenix Ancient Town" adalah sebuah kota kuno di wilayah Xiangxi di provinsi Hunan, China. Nama Fenghuang yang berarti burung "Phoenix" berkaitan dengan burung keramat dalam mitologi kuno. Burung ini konon bisa hidup selama ratusan tahun. Setelah itu, membakar dirinya sendiri dan terlahir kembali dari abunya.

Menurut legenda, Fenghuang memiliki dua burung menakjubkan ini. Burung-burung itu konon pernah terbang di atas kota Fenghuang dan menemukan kota ini begitu indah memesona. Mereka pun akhirnya hanya melayang-layang di atas kota dan enggan meninggalkannya lagi.

Kota Fenghuang terletak kira-kira 430 km dari Changsa, ibukota provinsi Hunan dan sekitar 250 km dari Zhangjiajie, destinasi wisata paling populer di Hunan. Penulis sendiri ke kota indah ini usai mengunjungi Zhangjiajie. Sebuah perjalanan panjang bersama rombongan fotografer Indonesia di medio November beberapa tahun lampau.

Kota yang indah bak lukisan kuno. Sumber: koleksi pribadi
Kota yang indah bak lukisan kuno. Sumber: koleksi pribadi

Fenghuang memang ibarat permata yang tersembunyi dari radar wisatawan. Beberapa buku panduan wisata tentang China, seperti "Insight Guides China" dan "DK Eyewitness Travel - China" saja luput meliput kota ini dalam 'guide book' terbitan mereka. Entah kalau sudah dimasukkan di dalam edisi terbaru saat ini. Dan itu sebabnya, ketika kota ini mulai muncul ke pentas pariwisata, tidak hanya wisatawan asing yang datang. Wisatawan domestik di China pun membanjirinya.

Sebagai kota tua, Fenghuang sungguh memikat. Di kota tua ini, hampir semua sudut kota seakan punya kisahnya sendiri. Dari jalanan berbatu, rumah-rumah panggung kayu nan tua, jembatan-jembatan unik, penduduk kota dari suku minoritas dengan kostum tradisional, hingga sungai Tuojiang yang mengalir di tengah kota itu. Semuanya seakan menyimpan cerita indah sesuai peranan masing-masing.

Kota Fenghuang tidaklah besar. Bahkan luas wilayahnya hanya 1.8 km persegi. Sudah itu, kota ini pun masih dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama adalah kota tua, yang menjadi tujuan utama semua wisatawan. Dan wilayah yang lainnya, sebut saja kota baru, adalah pemukiman penduduk umumnya.

Jalan-jalan di kota tua Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Jalan-jalan di kota tua Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Sejatinya, kota-kota tua telah lama menjadi bagian penting dari sejarah sebuah peradaban. Dan di negeri Tirai Bambu China, puluhan kota tua telah lama berkembang menjadi destinasi wisata populer. Di antaranya, Wuzhen Water Town- Zhejiang, Zhouzhuang Water Town- Suzhou, Dali Old Town - Yunnan dan Fenghuang Ancient Town di Hunan ini.

Setiap kota tentunya memiliki keunikan sendiri. Begitu pulau kota Fenghuang. Meskipun belum setua kota Wuzhen yang memiliki sejarah lebih dari 1,300 tahun. Tetapi, Fenghuang adalah sebuah kota yang sangat fotogenik. Atau sebut saja instagrammable. Foto-fotonya yang tersebar di situs pariwisata segera menarik kunjungan wisatawan. Ada sesuatu yang berbeda dari kota ini dibandingkan kota tua lainnya di China.

Tidak salah. Kehadiran dua suku minoritas China, yakni suku Miao dan Tujia, yang merupakan setengah jumlah populasi Fenghuang, ikut memengaruhi arsitektur rumah penduduk hingga jembatan di kota tua nan indah ini. Belum lagi, kedua suku minoritas dengan kostum tradisionalnya kerap masih terlihat di berbagai sudut kota. Suatu pemandangan yang sungguh menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun