Bali, Sang Primadona, siap manggung lagi. Sejak 31 Juli 2020, Bali telah dibuka kembali untuk wisatawan. Kabar gembira ini langsung disambut meriah semua pelaku pariwisata, baik dari perusahaan penerbangan, pengusaha hotel, biro perjalanan wisata, restoran, dan semua pelaku pariwisata lainnya.
Pembukaan ini tentu telah melalui kajian cermat dari Pemerintah dan didukung sepenuhnya semua stakeholder pariwisata di Bali. Salah satu prasyarat yang wajib diikuti, yaitu menerapkan protokol kesehatan yang ketat secara menyeluruh.Â
Mulai dari bandara Ngurah Rai, transportasi yang digunakan, hotel dan restoran, pramuwisata dan sopir yang bertugas, hingga seluruh objek wisata yang dikunjungi. Semuanya harus sesuai panduan protokol 'New Normal' yang telah disiapkan pihak Kemenparekraf, Dinas Pariwisata, serta instansi terkait lainnya.
Setelah ditutup sekian bulan, yang seakan sewindu rasanya, Bali kini bersiap menyambut kembalinya wisatawan nusantara (wisnus). Mesin-mesin penggerak industri pariwisata perlu dihidupkan kembali, agar tidak terlelap dalam ketidakpastian yang panjang. Bagi para pelaku pariwisata di Bali, pembukaan di penghujung bulan ini ibarat menemukan oase di padang gurun yang gersang.
Sinyal pembukaan telah diberikan Gubernur I Wayan Koster beberapa waktu lalu, seperti diberitakan Antara, 22 Juli lalu. Namun, pada tahap ini, Bali hanya dibuka untuk kunjungan wisatawan nusantara. Sementara untuk wisatawan mancanegara rencananya baru dibuka pada 11 September 2020 mendatang.
Berdasarkan data yang disajikan di laman statista.com, Bali mencatat total 6.3 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2019. Sebuah pencapaian fantastis, jika dibandingkan total kunjungan wisatawan dunia ke seluruh Indonesia yang sekitar 16.1 juta. Sedangkan, target Indonesia sendiri, sesuai yang pernah ditetapkan Presiden Jokowi, adalah 20 juta wisatawan mancanegara.
Lalu bagaimana dengan kunjungan wisatawan nusantara (domestik) ke Bali? Tahun 2019 lalu diperkirakan mencapai 10 juta. Suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan provinsi manapun. Bagi wisatawan lokal, Bali tetap mempunyai pesona yang sulit ditemukan di destinasi lain. Biarpun sudah beberapa kali ke Bali, banyak wisatawan masih suka untuk kembali dan kembali lagi ke Bali.
Sejak awal 1960-an ketika Soekarno mulai mencanangkan pariwisata sebagai salah satu sektor penting di Bali, khususnya ketika Bali Beach Hotel dibangun di Sanur tahun 1963, industri pariwisata pun mulai bergairah.
Pariwisata Bali kian berkembang ketika Bandara Internasional Ngurah Rai dibuka tahun 1970. Namun, sentra wisata awalnya hanya berfokus di sisi selatan Pulau Bali, yakni kawasan Pantai Kuta dan Pantai Sanur, serta Ubud di Gianyar.