Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Petani - Ana Lapangan

Menulis, menulis dan menulis untuk mengabadikan suara hati dan buah pikiran melalui TULISAN. Email : tonnyeliaser@gmail.com_ WA/HP : 082237201011_ Facebook : Tonny E. N

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadilah Pemimpin yang Melayani Lebih Sungguh

17 Februari 2019   06:38 Diperbarui: 18 Februari 2019   11:03 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemimpin yang melayani lebih sungguh (ilustrasi pemimpin : izwie.com) :

Tapi intinya bahwa motto "Melayani Lebih Sungguh" atau lainnya yang agak mirip dengan itu, bukan sesuatu yang asing lagi terdengar disampaikan baik secara verbal maupun non verbal tertulis pada atribut kampanye calon pemimpin atau oleh mereka yang telah berdiri sebagai pemimpin.

Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah motto tersebut hanya bagaikan penyedap rasa atau pemanis belaka dalam bentuk retorika untuk memikat hati kita dan orang lain? Entahlah, saya tidak bisa menilai. Biar waktu yang menjawabnya dan Tuhan yang menilainya. Aseekk, aseekkk...

Para calon pemimpin, mungkin atau bahkan pasti akan mengatakan ingin melayani lebih sungguh. Namun, apakah benar mereka akan sungguh-sungguh melakukannya? Atau para pemimpin yang dulu pernah berjanji ingin melayani lebih sungguh dan sekarang tengah memimpin, sudahkah telah sungguh-sungguh melayani dengan lebih sungguh?

Lalu bagaimana kita dapat melihat pemimpin yang telah melayani dengan lebih sungguh?

Pemimpin yang melayani lebih sungguh 

Bagi saya, seorang calon pemimpin dan pemimpin itu sendiri yang ingin melayani lebih sungguh, setidaknya harus atau sudah melakukan dua hal utama, yaitu (silahkan dikoreksi jika ada kekeliruan dan ditambah sendiri jika ada yang kurang),

Pertama, bekerja dan melayani tanpa diskriminasi atau tanpa memilih-milih dan membeda-bedakan tempat, orang dan lain-lain.

Pemimpin yang suka mendiskriminasi bukanlah pemimpin yang baik. Bahkan bagi saya, sang pemimpin tersebut "tidak layak" disebut sebagai seorang pemimpin. Sebab, seorang pemimpin akan berusaha melakukan apapun yang positif, berguna dan bermanfaat demi kesejahteraan, persatuan dan kesatuan.  

Diskriminasi merupakan musuh terbesar persatuan dan kesatuan. Sikap diskriminasi benar-benar hanya akan memecah belah persatuan dan kesatuan itu sendiri. Diskriminasi pula hanya akan membuat orang lain senang, bersuka, tertawa dan gembira ria, sedangkan membiarkan yang lainnya susah, tersakiti bahkan menangis atas penderitaannya.

Diskriminasi adalah sebuah perbuatan ketidakadilan yang sangat merugikan pihak lain dan harus dilawan. Hal ini teramat sangat penting.

Nelson Mandela, seorang pengacara dan politikus dari Afrika yang berjuang mati-matian untuk melawan sikap diskriminasi ras di Afrika. Mandela mengatakan seperti ini, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun