Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Petani - Ana Lapangan

Menulis, menulis dan menulis untuk mengabadikan suara hati dan buah pikiran melalui TULISAN. Email : tonnyeliaser@gmail.com_ WA/HP : 082237201011_ Facebook : Tonny E. N

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi yang Efektif

9 Januari 2019   10:50 Diperbarui: 9 Januari 2019   11:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi : laruno.com

Saat berbicara kepada satu atau lebih orang, tentu sebagai pihak yang berbicara, kita sangat ingin agar apa yang kita katakan atau sampaikan dapat didengar. Bahkan tidak hanya sebatas itu tetapi juga harus disimak atau dicerna sehingga dimengerti.

Pastinya semua akan setuju bahwa tidak ada seorang pun yang ketika menyampaikan atau membicarakan sesuatu perihal yang penting kepada orang lain tidak ingin agar ucapannya didengar dan dipahami. 

Kecuali orang gila saja yang tidak ingin ucapannya didengar, walaupun ia merasa ucapannya penting untuk didengar.

Dalam kehidupan sosial pasti kita akan mendapati beberapa orang yang ketika kita berbicara kepada mereka, mereka hanya memasang telinganya, tetapi tatapan mata mereka tertuju pada hal lain atau sibuk pada hal tertentu.

Mereka akan mengatakan dan menjelaskan bahwa mereka bisa memasang telinganya dan mendengar dengan baik walaupun sedang fokus pada hal lain.

Ada juga yang mungkin sebaliknya, menatap orang yang berbicara namun belum tentu mendengar dan menyimak apa yang disampaikan sang pembicara. 

Pernah aku berbicara dengan seorang teman, dia menaruh tatapan padaku sebagai tanda ia sedang memperhatikanku namun ia sedang memakai headset yang ada alunan musiknya.

Miris sekali dengan tingkahnya itu, sebab aku tidak bisa memastikan apakah apa yang kusampaikan sepenuhnya ia dengar dan paham.

Begitu juga dengan temanku yang lain. Ketika aku berbicara dengannya, ia malah sibuk membaca dan mengetik di gawainya (biasanya chatting) namun ia walaupun sesekali membuang tatapan matanya kearahku tanda bahwa ia juga menaruh perhatiannya pada pembicaraanku.

Ketika aku tanya padanya, "kau paham dengan apa yang aku katakan?..". "Iya, paham", jawabnya.

Tapi aku merasa miris juga, sebab aku yakin bahwa pasti tidak 100 persen apa yang aku sampaikan padanya tidak ia simak dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun